Februari 2013 - PKS Sumbar
News Update
Loading...

26 Februari 2013

Gubernur Irwan Prayitno Terima Penghargaan Kearsipan

Gubernur Irwan Prayitno Terima Penghargaan Kearsipan

PADANG – Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menerima penghargaan sebagai pembina kearsipan dari Arsip Nasional, di Hotel Pangeran Beach, Padang, Senin (25/2). Penghargaan diserahkan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) M. Asichin.

Penghargaan tersebut diterima gubernur sesaat setelah pembukaan sosialisasi Peraturan Daerah No. 17 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kearsipan yang diselenggarakan di hotel tersebut. “Penghargaan ini diberikan kepada gubernur Sumbar, karena dinilai berjasa atas pembinaan kearsipan di daerah ini,” ujar M Asichin.
 
Sedang Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, masih banyak arsip tentang sejarah dan budaya Minangkabau yang tercecer di tengah-tengah masyarakat.
 
“Ke depannya arsip-arsip sejarah Minang yang dipunyai pendahulu kita yang secara turun-temurun dipegang keluarga, kita akan data dan kumpulkan kemudian nantinya akan disiapkan anggaran untuk membeli atau menggantinya,” katanya.
 
Gubernur juga menjelaskan, selain arsip-arsip sejarah dan kebudayaan, dalam lingkungan pemerintah, setiap organisasi juga harus mempunyai pengelolaan arsip yang baik. Karena arsip yang dihasilkan nantinya akan menjadi sumber informasi akurat dan merupakan bukti dari kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan setiap organisasi tersebut. “Informasi yang terekam dalam media arsip tersebut tentunya akan menjadi kebutuhan bagi setiap organisasi saat ini maupun di masa yang akan datang,” ujarnya.

Dukungan tentang pentingnya kearsipan ini juga dikatakan oleh Kepala Arsip Nasional, M. Asichin. Menurut dia, pada era reformasi birokrasi ini ketertiban dalam pengelolaan arsip dapat menjadi salah satu pendukung pokok dalam mewujudkan akuntabilitas kinerja pemerintahan sekaligus menjadi salah satu solusi utama dalam penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan aset tanah, bangunan, batas wilayah, serta persoalan kependudukan. Hal tersebut sangat dimungkinkan, karena arsip adalah alat bukti yang sah dan tak terbantahkan.
 
“Tapi tentu saja harus ada dukungan positif dan manfaat berharga tersebut hanya dapat terwujud melalui penyelenggaraan kearsipan yang sesuai dengan kaidah kearsipan sehingga dapat tercapai kondisi pengelolaan yang handal dan terpercaya,” Kata Asichin.

Sementara itu terkait dengan ragam budaya dan sejarah di Sumbar, ia juga menghimbau agar Pemprov agar nantinya mendaftarkan setiap kebudayaan Minangkabau, seperti tari-tarian dan hal-hal yang khas dari daerah ini ke UNESCO.
 
“Kita akan bantu dukung, sehingga nantinya bisa terdaftar sebagai warisan dunia dari Indonesia, khususnya Sumatra Barat dan tidak akan bisa diklaim oleh negara lain,” kata Asichin.
 
Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Sumbar, Drs. Alwis, menjelaskan, ada sekitar 100 orang yang mengikuti acara sosialisasi itu. Acara tersebut adalah sebagai apresiasi kepada setiap pimpinan SKPD dan instansi terkait substansi materi peraturan daerah, juga untuk mendukung terselenggaranya tertib administrasi dan penyelamatan arsip di Sumbar.
 
“Diharapkan tersediannya sumber daya manusia yang menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang kearsipan sesuai peraturan perundang-undangan,” ujarnya. (defil/401)

Singgalang 26 Feb 2013

15 Februari 2013

Lewat Artikel, Gubernur Sumbar Umumkan Penghargaan Provinsi Pengelola Keluarga Berencana Terbaik Nasional

Lewat Artikel, Gubernur Sumbar Umumkan Penghargaan Provinsi Pengelola Keluarga Berencana Terbaik Nasional

Keluarga Berencana 
 
Oleh Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Ada yang menarik saat berkunjung ke berbagai pelosok desa di Sumatera Barat. Saat acara pertemuan sering terlihat sejumlah ibu-ibu menggendong bayi. Cukup banyak jumlahnya. Pemandangan itu jamak terlihat, terutama di desa-desa terpencil.

Tertarik dengan hal tersebut, saya mendekati seorang ibu dan bertanya, “Buk, ini anak yang ke berapa?”. Dengan malu-malu si ibu menjawab, “anak ke lima Pak.” Ketika ditanya lagi mana yang lebih dia sukai punya anak lima atau punya anak dua saja. Dengan tegas dan yakin dia mengatakan lebih menyukai punya dua anak saja. Alasannya, punya anak banyak cukup merepotkan dan butuh biaya banyak.

Lalu kenapa mereka memilih punya anak banyak? Jawaban mereka adalah tidak memiliki pengetahuan bagaimana cara membatasi jumlah anak dan malu untuk bertanya. Sebagian lainnya beralasan merasa takut menggunakan alat kontrasepsi atau dilarang suami. Namun kesimpulan dari semua jawaban itu adalah mereka punya anak banyak bukan disengaja dan tanpa direncanakan.

Menurut penilaian BKKBN Pusat hingga tahun 2010 Provinsi Sumatera Barat menempati urutan 33 di Indonesia (juru kunci) dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana, jumlah kelahiran anak per keluarga rata-rata saat itu adalah 3,4. Namun pada tahun 2012 Sumbar secara mengejutkan berhasil menempati urutan ke-16 dan jumlah kelahiran per orang turun menjadi 2,6.

Hasil tersebut diperoleh melalui upaya kerja keras dan serius, melibatkan berbagai stake holder, koordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten, penganggaran, sosialisasi ke masyarakat, rapat-rapat dan berbagai pendekataan lainnya. Atas keberhasilan melaksanakan program dan memperbaiki kondisi tersebut Provinsi Sumatera Barat diberi penghargaan sebagai Propinsi Pengelola Keluarga Berencana Terbaik Nasional dua pekan lalu.

Prestasi itu tentu tak boleh hanya berhenti sampai di sana. Membangun keluarga haruslah dilakukan secara berencana, diikuti dengan komitmen menciptakan keluarga yang harmonis, cukup nafkah lahir dan bathin serta bertekad untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawadah warahmah, sejahtera lahir dan bathin.

Jika sudah bertekad untuk memiliki anak banyak, maka harus diikuti dengan kerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka serta mempersiapkan masa depan yang baik untuk hidup mereka di kemudian hari. Jangan sampai yang terjadi adalah gara-gara tidak ada kegiatan dan hiburan di malam hari, suami istri lebih banyak kegiatan dalam kamar di rumah.

Akibatnya lahirlah anak yang di luar perencanaan. Karena di luar perencanaan dan di bawah batas kemampuan ekonomi, ditambah daya juang memperbaiki ekonomi juga lemah, maka masa depan anak-anak tersebut tidak mampu mereka siapkan dengan baik. Anak-anak mereka tidak memperoleh pendidikan yang memadai atau putus di tengah jalan, mereka gagal memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Hal ini terjadi dan berulang terus menerus. Satu generasi melahirkan dua, tiga, empat atau lima generasi yang tidak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Jika hal ini terus dibiarkan jumlahnya akan terus bertambah secara deret ukur seperti teori yang dikemukakan Maltus. Dari satu menjadi empat, empat menjadi enam belas dan seterusnya.

Mata rantai seperti ini harus segera dipangkas. Membina keluarga haruslah berencana dan bertanggung jawab. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi lagi di Sumatera Barat. Tegakah kita melahirkan dan membiarkan lahirnya generasi seperti contoh di atas tadi?

Singgalang 15 Februari 2013

11 Februari 2013

Gubernur Sumbar Terima Penghargaan dari BNPB Terkait Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan

Gubernur Sumbar Terima Penghargaan dari BNPB Terkait Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan

PADANG – Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno kembali terima penghargaan. Kali ini melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar yang mendapatkan juara III Bidang Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hasil tersebut diumumkan di Jakarta pada saat Rakornas Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 4 – 5 Februari 2013 yang dihadiri oleh 1.400 peserta dari BNPB dan BPBD se-Indonesia. Kategori yang dilombakan meliputi Bidang Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan, Akuntabilitas dan Tertib Administrasi, Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Penanganan Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Logistik dan Peralatan.

Lomba ini diikuti oleh 33 BPBD provinsi dan 366 BPBD kabupaten/kota. Penyerahan piala dan penghargaan dilakukan secara langsung oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif dalam kunjungannya ke Sumbar untuk membuka acara Concept Development Conference (CDC) dan Initial Planning Conference (IPC) of International Table Top Exercise 2013 ‘Megatrush Mentawai Scenario’ sekaligus peletakan batu pertama pembangunan gedung UPT BNPB Regional Sumatra dukungan AIFDR AusAid.

“BPBD Sumbar mempunyai perencanaan yang baik terhadap program-program pengurangan risiko bencana, akan tetapi dukungan pendanaan masih belum maksimal dari APBD,” ujar Syamsul.

Sebagai percepatan dan pendampingan dana pusat (APBN), dalam kesempatan tersebut Syamsul Maarif kembali mengingatkan bagaimana pentingnya kerja sama dengan dunia internasional dalam upaya penanggulangan bencana, serta melibatkan peran bersama sipil dan militer.

“BPBD sebagai pepanjangan tangan BNPB di daerah memegang peran penting sesuai dengan mandatnya dalam UU No. 24 tahun 2007 sebagai lembaga koordinasi dan komando baik sebelum saat dan sesudah bencana,” katanya.

Pemerintah daerah, di bawah Gubernur Irwan Prayitno cukup bisa memberikan solusi dan juga arahan kepada semua stakeholder di Subar khususnya melalui BPBD, hingga koordinasi dan kerja sama dengan dunia internasional, kementerian lembaga serta private sektor.

Menanggapi hal ini, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan penghargaan tersebut bukanlah tujuan akhir dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah ini. Tugas berat akan selalu ada dalam upaya melayani masyarakat, namun jika itu bisa dikerjakan secara bersama dan bersinergi, akan mempermudah semua prosesnya.

“Namun bagaimana langkah nyata menyiapkan dan mensiagakan masyarakat dalam sebuah langkah perencanaan yang terukur dan berkesinambungan. Untuk itu upaya-upaya pengurangan risiko terus dilakukan,” ujar gubernur.

Tahun ini juga, sesuai dengan perencanaan yang sudah ada, Pempro Sumbar melalui BNPB akan merealisasikan pembangunan beberapa tempat evakuasi sementara (TES). Kemudian juga program-program terkait mekanisme penanganan bencana selain gempa dan tsunami, mengingat di wilayah Sumbar memiliki tingkat kerawanan tinggi untuk jenis bencana banjir dan tanah longsor termasuk gunung api.

Gubernur juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPBD Sumbar dan untuk terus berjuang dalam rangka pengurangan risiko bencana. “Kita semua harus berbuat dan memahami bahwa daerah kita berada di zona rawan. Untuk itu kesiapsiagaan mutlak harus dilakukan menjadi sebuah budaya,” tutupnya.

Singgalang, 11 Februari 2013

03 Februari 2013

Irwan Prayitno Gunakan Motor Trail untuk Jangkau Daerah Terisolir dan Kena Bencana

Irwan Prayitno Gunakan Motor Trail untuk Jangkau Daerah Terisolir dan Kena Bencana

Padang - Trek­ motorcross Lanud Tabing di Tunggulhitam terasa spesial, kemarin sore (1/2). Bagaimana tidak, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Danlanud Padang Letkol Pnb Fairlyanto beserta rombongan terlihat melahap trek tersebut dengan motor trail sekitar tiga kali putaran.

Saat itu, Irwan Prayitno me­ng­gunakan motor trail Kawasaki 85 cc. Meski tergolong olahraga ekstrem, dia tak terlihat kagok mengendarai motor dengan ke­cepatan tinggi di trek yang banyak gundukan tanahnya.

Gubernur akan menjadi pe­ba­lap? Eit, tunggu dulu. Mau tahu alasan orang nomor satu Sumbar ini mengendarai sepeda motor khusus trek menantang itu? “Waktu SMA saya hobi juga dengan olahraga ini. Tapi sejak kuliah, saya tidak lagi pernah main. Baru kali ini diulang lagi,” sebut politisi PKS ter­sebut ke­pada sejumlah war­tawan di sela-sela waktu isti­rahat.

Hanya saja, bagi Irwan Pra­yitno, mengendarai motor trail kemarin, tidak sekadar melepas kerinduan atau me­nge­nang masa SMA. Sebab, itu bagian dari persiapannya un­tuk me­ramaikan  Maninjau Adventure 2013 di Kabupaten Agam, Mi­nggu (3/2).

Pada Maninjau Adventure 2013 nanti, ujar Gubernur, akan hadir dan turut serta pecinta-pecinta motor trail se-Sumbar, Riau, Jambi. Ren­cananya, ke­gia­tan tersebut akan menempuh rute dengan jalan setapak dan daerah-daerah pelosok. “Dari ke­giatan itu nanti, saya akan per­gi ke daerah yang tertimpa lo­ng­sor beberapa hari lalu,” ujar­nya.

Irwan Prayitno pun telah memiliki rencana untuk me­ngun­jungi daerah-daerah teri­solir di Sumbar dengan motor trail. Salah satunya, dalam waktu dekat ini dia dan Bupati Pa­saman berencana ke Ma­pat­tung­gul, perbatasan Sumbar-Riau.

“Di Sumbar banyak daerah-daerah terisolir yang tidak dapat dikunjungi deng kendaraan biasa. Jadi motor trail ini bisa jadi kendaraan alternatif. Saya akan gunakan ini, untuk me­ninjau daerah-daerah terisolir di Sumbar,” tandasnya. (cip)

Padang Ekspres

PKS Sumbar

Kolom

[Kolom][recentbylabel3]
Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done