Ramadhan 16 - PKS Sumbar
News Update
Loading...

15 Juni 2017

Ramadhan 16

Irsyad Syafar

ALLAH MENOLONGNYA
(وإياك نستعين)

Banyak cara Allah dalam menolong hambaNya. Yang jelas, Allah pasti menolong Nabi dan RasulNya serta orang-orang yang beriman. Allah Ta'aalaa berfirman:

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ.

Artinya: "Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)". (QS Ghafir: 51).

Adakalanya Allah menolongnya dari rencana busuk musuh-musuhNya, sehingga dia selamat dan terhindar dari marabahaya. Adakalanya ditolong dengan adanya rezeki yang banyak dan mendadak. Atau bisa juga Allah menyelamatkannya keluar dari suatu kesulitan dan mendapat jalan keluar.

* * * * *

Pernah Rasulullah saw bersama beberapa sahabatnya mendatangi kaum yahudi bani Nadhir. Tujuannya untuk meminta bantuan dalam melunasi pembayaran diyat seorang sahabat yang telah salah dalam membunuh.

Rasulullah saw mendatangi benteng yahudi bani Nadhir. Disana Beliau diterima dan disambut oleh orang-orang yahudi. Setelah berbicara sejenak menyampaikan maksud kedatangannya, Rasulullah saw diminta menunggu sejenak di dekat sebuah dinding. Sementara itu kaum yahudi akan berunding dulu untuk memutuskan bantuan yang akan diberikan.

Rupanya kaum yahudi ini tidak berunding untuk membantu Rasulullah. Malah ternyata mereka hendak membunuh Rasulullah, dengan cara menimpakan batu besar dari atas dinding ke kepala Rasulullah saw.

Namun, malaikat Jibril segera memberitahu Beliau akan niat jahat tersebut. Rasulullah saw langsung bangkit berdiri meninggalkan dinding itu dan kembali ke Madinah mengumpulkan pasukan. Lalu mengepung bani Nadhir yang telah berniat jahat dan mengusirnya dari Madinah.

* * * * *

Pada tahun 23 H, Khalifah Umar bin Khattab mengirim pasukannya ke persia. Panglimanya waktu itu adalah Sariyah bin Zunaim Ad Duali.

Pasukan dibawah komando Sariyah ini sedang bertempur di daerah Nahawand di persia (wilayah Iran saat ini). Dan pasukan itu salam kondisi terjepit dari serangan musuh di dekat bukit.

Pada waktu yang sama, Umar bin Khattab sedang menyampaikan khutbah jumat di Madinah. Secara spontan saja Umar berkata dalam khutbahnya dengan suara keras, "Wahai Sariyah, ke bukit ! Ke bukiit!, barang siapa yang membiarkan srigala mengembala kambing, maka dia telah menganiaya.."

Para hadirin di masjid terheran-heran dengan teriakan Umar ini. Termasuk Ali bin Abi Thalib yang juga hadir di sana. Selesai shalat jumat mereka bertanya kepada Umar tentang apa yang terjadi. Namun Umar belum bisa memberikan jawaban yang jelas.

Setelah pasukan Sariyah kembali dari peperangan di persia dan sampai di Madinah, barulah jelas jawabannya. Pasukan itu menceritakan bahwa mereka mendengar suara menggelegar menyuruh mereka ke bukit. Dan selamatlah mereka dari kepungan musuh dan akhirnya pun mereka memenangi pertempuran itu.

Suatu keajaiban yang sangat dahsyat. Suara Umar bin Khattab di Madinah, bisa sampai dan terdengar di persia. Jaraknya bisa lebih dari 1000 km.

* * * * *

Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil meminta kepada seseorang Bani Israil lainnya agar memberikan pinjaman kepadanya seribu dinar. Lalu si pemberi pinjaman berkata, “Datangkanlah para saksi. Saya meminta mereka untuk bersaksi.”

Lantas orang yang meminta pinjaman berkata, “Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi saksi.”

Pemberi pinjaman menambahkan, “Datangkanlah seorang penjamin,.”

Dia menjawab, “Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penjamin.”

Pemberi pinjaman berkata, “Engkau benar.”

Kemudian dia menyerahkan piutang 1000 dinar tersebut kepadanya sampai waktu yang ditentukan.

Kemudian si peminjam pergi mengarungi lautan untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah itu, dia mencari kendaraan yang akan digunakan untuk kembali membayar pinjaman sesuai waktu yang telah ditetapkan. Namun ternyata dia tidak menemukan kendaraan.

Lantas dia mengambil kayu dan melubanginya, lalu dia memasukkan seribu dinar di dalamnya dan selembar kertas darinya untuk temannya (si pemberi pinjaman). Kemudian dia meratakan tempatnya kembali.

Selanjutnya dia membawa kayu tersebut ke laut. Dia berkata, “Ya Allah! Sungguh, Engkau mengetahui bahwa saya meminjam seribu dinar kepada si fulan, lalu dia meminta penjamin kepadaku dan saya berkata, ‘Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penjamin.’ Dia pun ridha karena Engkau. Dia juga meminta saksi, lalu saya berkata, ‘Cukuplah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi saksi.’ Dia pun ridha karena Engkau. Sesungguhnya saya telah bersusah payah untuk menemukan kendaraan untuk mengantarkan utangku kepada pemiliknya, ternyata saya tidak menemukan. Sungguh, saya menitipkan kayu ini kepada-Mu.”

Lantas dia melemparkannya ke laut sampai masuk ke dalam laut kemudian bergerak. Namun demikian, dia masih saja mencari kendaraan untuk menuju ke daerah temannya tersebut untuk membayar hutang secara tunai.

Di lain pihak, si pemberi pinjaman sudah menunggu kedatangan orang yang berhutang sesuai waktunya. Namun yang ditunggu belum juga datang.

Sambil berjalan di tepi pantai, ternyata ada kayu yang mengapung di dekatnya. Lalu dia mengambil kayu tersebut untuk dijadikan sebagai kayu bakar buat keluarganya. Ketika dia membelahnya, dia menemukan uang 1000 dinar dan selembar kertas, yang menjelaskan hutang tersebut.

Tak lama kemudian si peminjam uang juga datang untuk membayar hutangnya dengan tunai. Saat memberikan uang 1000 dinar,  dia berkata, “Demi Allah, saya telah bersusah payah mencari kendaraan untuk menyerahkan piutangmu. Ternyata saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang sekarang ini.”

Si pemilik uang pun bertanya, “Apakah engkau pernah mengirimkan sesuatu kepadaku?”

Dia menjawab, “Saya kan sudah katakan bahwa saya tidak menemukan kendaraan sebelum saya datang sekarang ini.”

Dia berkata, “Allah telah mengantarkan darimu sesuatu yang engkau kirimkan melalui kayu dan mengalir dengan membawa seribu dinar.”
(HR. Al-Bukhari dlm kitab Kafaalah, istiqradh dan Kitab Syurut).

* * * * *

Begitulah pertolongan Allah kepada hambanya. Datang tak terduga, dengan cara yang Dia kehendaki. Dalam bencana-bencana besar seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kecelakaan lalu-lintas dan lain-lain. Ada saja orang-orang yang Allah selamatkan, sehingga terhindar dari mara bahaya.

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Artinya: "Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal". (QS Ali Imran: 160).

Wabillahi Nasta'in.

Share with your friends

Give us your opinion

Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done