PADANG, HALUAN — Selama bulan puasa ini Kota
Padang dan daerah lainnya mengalami kemarau berkepanjangan. Hujan tak
turun-turun. Tanaman meranggas karena kekeringan.
Melihat kondisi demikian, Pemerintah Kota Padang menggelar salat Istisqa (salat minta hujan) di pelataran parkir Kantor Balaikota di Aia Pacah, Selasa (7/7). Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemko Padang terlihat khusyuk mengikuti pelaksanaan salat tersebut.
Sekitar pukul 08.00 Wib, seluruh ASN sudah berkumpul di halaman parkir Balaikota. Mereka mengisi tikar-tikar yang telah disiapkan panitia. Setelah saf mulai terisi penuh, pelaksanaan salat dimulai.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah kemudian menaiki mimbar. Wako menyebut digelarnya salat Istisqa karena selama ini Kota Padang terlihat mengalami kekeringan. "Lihat tanaman di sekitar kita mulai menguning, rumput banyak yang mati, sawah sudah kering dan di kawasan tertentu air sudah mulai berkurang. Karena itu sesuai ajaran Islam maka shalat Istisqa' kita gelar," katanya.
Wako berharap, seluruh ASN yang berkumpul dalam pelaksanaan shalat Istisqa' ini dalam keikhlasan sehingga nantinya Allah SWT akan mengabulkan harapan dan doa nantinya. Pelaksanaan shalat Istiqa' sengaja dilakukan di Kantor Balaikota di Aia Pacah. Sehingga kantor tidak saja dijadikan tempat untuk bekerja, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Mudah-mudahan dengan keikhlasan dan harapan, doa kita saat shalat Istisqa' terkabul," sebutnya.
Shalat Istisqa' memang jarang dilakukan di Kota Padang. Khatib shalat Istisqa' H. Sobhan Lubis sempat memaparkan prosesi shalat Istsiqa' di depan seluruh jamaah. Shalat Istisqa' hampir sama dengan shalat Ied, dua rakaat dengan tujuh kali takbir serta dengan niat meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
H. Sobhan Lubis dalam khutbahnya mengatakan bala diturunkan Allah SWT kepada umatNya bukan tanpa sebab. Bala itu datang kepada umat manusia yang memandang rendah suatu bala. Kemudian bala datang ketika terjadi maksiat secara terang-terangan."Bala datang kepada umat yang zalim kepada orang lain, saling menggunjing serta senang mengambil yang haram," sebutnya.
Di sisi lain, khatib mengatakan bahwa di antara bala yang diturunkan itu yakni kekeringan. "Air sumber kehidupan. Air merupakan rahmat. Akan tetapi air yang turun juga terkadang tak bermanfaat seperti banjir," tambahnya.
Pelaksanaan salat Istisqa yang dilakukan Pemko Padang mendapat respon dari masyarakat sekitar. Masyarakat pada umumnya sangat mendukung pelaksanaan salat Istisqa. Hal itu diutarakan Yeli. Wanita yang berdomisili di Balai Baru, Kuranji itu sangat berharap setelah shalat Ististqa hujan segera turun sehingga kekeringan yang melanda selama ini dapat berlalu. "Tanaman banyak meranggas, cuaca juga sangat panas. Mudah-mudahan setelah ini hujan," sebutnya seakan mewakili suara masyarakat banyak.
Alhamdulilah, doa masyarakat dikabulkan oleh Allah SWT. Malam harinya, setelah salat tarawih hujan mulai turun di beberapa lokasi di Kota Padang seperti di Gunung Pangilun dan Tabing. Meski hanya berupa gerimis, namun cukup untuk membasasi tanah yang sudah kering. (h/rel/ows)
Melihat kondisi demikian, Pemerintah Kota Padang menggelar salat Istisqa (salat minta hujan) di pelataran parkir Kantor Balaikota di Aia Pacah, Selasa (7/7). Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemko Padang terlihat khusyuk mengikuti pelaksanaan salat tersebut.
Sekitar pukul 08.00 Wib, seluruh ASN sudah berkumpul di halaman parkir Balaikota. Mereka mengisi tikar-tikar yang telah disiapkan panitia. Setelah saf mulai terisi penuh, pelaksanaan salat dimulai.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah kemudian menaiki mimbar. Wako menyebut digelarnya salat Istisqa karena selama ini Kota Padang terlihat mengalami kekeringan. "Lihat tanaman di sekitar kita mulai menguning, rumput banyak yang mati, sawah sudah kering dan di kawasan tertentu air sudah mulai berkurang. Karena itu sesuai ajaran Islam maka shalat Istisqa' kita gelar," katanya.
Wako berharap, seluruh ASN yang berkumpul dalam pelaksanaan shalat Istisqa' ini dalam keikhlasan sehingga nantinya Allah SWT akan mengabulkan harapan dan doa nantinya. Pelaksanaan shalat Istiqa' sengaja dilakukan di Kantor Balaikota di Aia Pacah. Sehingga kantor tidak saja dijadikan tempat untuk bekerja, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Mudah-mudahan dengan keikhlasan dan harapan, doa kita saat shalat Istisqa' terkabul," sebutnya.
Shalat Istisqa' memang jarang dilakukan di Kota Padang. Khatib shalat Istisqa' H. Sobhan Lubis sempat memaparkan prosesi shalat Istsiqa' di depan seluruh jamaah. Shalat Istisqa' hampir sama dengan shalat Ied, dua rakaat dengan tujuh kali takbir serta dengan niat meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.
H. Sobhan Lubis dalam khutbahnya mengatakan bala diturunkan Allah SWT kepada umatNya bukan tanpa sebab. Bala itu datang kepada umat manusia yang memandang rendah suatu bala. Kemudian bala datang ketika terjadi maksiat secara terang-terangan."Bala datang kepada umat yang zalim kepada orang lain, saling menggunjing serta senang mengambil yang haram," sebutnya.
Di sisi lain, khatib mengatakan bahwa di antara bala yang diturunkan itu yakni kekeringan. "Air sumber kehidupan. Air merupakan rahmat. Akan tetapi air yang turun juga terkadang tak bermanfaat seperti banjir," tambahnya.
Pelaksanaan salat Istisqa yang dilakukan Pemko Padang mendapat respon dari masyarakat sekitar. Masyarakat pada umumnya sangat mendukung pelaksanaan salat Istisqa. Hal itu diutarakan Yeli. Wanita yang berdomisili di Balai Baru, Kuranji itu sangat berharap setelah shalat Ististqa hujan segera turun sehingga kekeringan yang melanda selama ini dapat berlalu. "Tanaman banyak meranggas, cuaca juga sangat panas. Mudah-mudahan setelah ini hujan," sebutnya seakan mewakili suara masyarakat banyak.
Alhamdulilah, doa masyarakat dikabulkan oleh Allah SWT. Malam harinya, setelah salat tarawih hujan mulai turun di beberapa lokasi di Kota Padang seperti di Gunung Pangilun dan Tabing. Meski hanya berupa gerimis, namun cukup untuk membasasi tanah yang sudah kering. (h/rel/ows)
harianhaluan.com 8 Juli 2015