SUMBAR.PKS.ID PADANG – Kasus pemalakan yang masih marak terjadi di Kota Padang, terutama di sektor wisata dan ruang-ruang publik lainnya, mendapat sorotan serius dari Anggota DPRD Kota Padang, Faraksi PKS, Mulyadi Muslim, Lc., MA . Saat menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi lokal, yang akrab di sapa Ustadz Mulyadi dari politisi Fraksi PKS ini menyampaikan keprihatinannya atas persoalan premanisme yang dinilainya telah berlangsung cukup lama namun belum tertangani secara tuntas. "Sebenarnya kita sebagai wakil rakyat sudah sejak lama memprihatinkan ini terjadi dan berlarut-larut," ujar ustadz Mulyadi Muslim , mengawali sambuatanya.
Ia mengungkapkan bahwa premanisme tidak muncul begitu saja, tetapi dipicu oleh berbagai faktor seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, hingga tekanan psikologis. "Banayak faktor pemicunya, Faktor kemiskinan, faktor sosial karena ada ketimpangan, serta ketimpangan psikologis karena frustasi," katanya. Lebih lanjut dipaparkan bahwa persoalan premanisme merupakan masalah krusial yang sedang dihadapi oleh pemerintah pusat hingga daerah.
Ia mengapresiasi upaya aparat dalam melakukan pembinaan maupun penindakan, tetapi mengingatkan agar penanganannya tidak bersifat sementara dan tidak efektif. "Saya khawatir, mohon maaf, jangan sampai muter-muter kayak sarung , dilakukan pembinaan atau penangkapan, lalu dilepaskan lagi," ujarnya.
Tak hanya itu, ia menegaskan bahwa kehadiran aparat keamanan sangat dinantikan masyarakat demi menciptakan rasa aman. Jika rasa aman tidak ada, kata Mulyadi, masyarakat akan kecewa dan tidak percaya pada pemerintah. "Kita sangat berharap kepada aparat kepolisian dan kawan-kawan dari keamanan agar betul-betul hadir di tengah masyarakat, sehingga rasa aman itu benar-benar dirasakan," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Ustadz Mulyadi juga memaparkan bahwa pada bulan Ramadan masih ada masyarakat yang enggan pergi ke masjid atau mushola karena takut terhadap tindakan premanisme. Sehingga, kondisi tersebut bukan hanya menghambat ibadah, tetapi juga bisa mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.
Ia mengajak semua pihak, termasuk kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah, untuk duduk bersama mencari solusi jangka panjang terhadap fenomena ini. "Kita sangat berharap kawan-kawan dari Polresta, dari TNI, mari kita duduk bersama bagaimana menyelesaikan 'gunung es' atau 'api dalam sekam' ini, untuk kita urai dari hulu ke hilir," katanya.
Menutup pernyataannya, Ustadz Mulyadi menyebut bahwa premanisme tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan parsial atau sementara. Ia menekankan pentingnya peran semua pihak dan regulasi yang kuat agar solusi yang diterapkan benar-benar berdampak. "Kalau masih ada regulasi yang dianggap lemah, mari kita perbaiki bersama-sama. Kenapa? Krena, kita ingin padang ini nyaman, aman, sehingga ekonomi bergerak investasi berjalan objek wisata ramai dan insya Allah itu juga akan bermanfaat kembali kepada masyarakat kota Padang, bukan kepada tertentu yang memanfaatkan situasi," pungkasnya ustadz Mulyadi Muslim. (Rds)