April 2013 - PKS Sumbar
News Update
Loading...

19 April 2013

PKS Incar 20 Persen DPRD Sumbar, Partai Pertama yang Daftar ke KPU Sumbar

PKS Incar 20 Persen DPRD Sumbar, Partai Pertama yang Daftar ke KPU Sumbar

Padang — Sebanyak 65 orang bakal calon legislatif (bacaleg) Partai Keadilan Se­jah­tera (PKS) untuk DPRD Sumbar, resmi didaftarkan oleh pengurus DPW PKS Sum­bar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar, guna diverifiaksi untuk Daftar Ca­lon Sementara (DCS), pada Rabu (17/4) siang. 

Pendaftaran hari itu men­jadikan PKS sebagai partai pertama peserta pemilu yang mendaftarkan calonnya, sejak KPU Sumbar membuka wak­tu pendaftaran Bacaleg pada 9 April lalu. Sedangkan pe­nye­rahan berkas pendaftaran bacaleg PKS itu diterima lang­sung Ketua KPU Sumbar Mar­zul Veri dari Sekretaris Umum DPW PKS Sumbar, Gustami Hidayat.

“Ada 65  orang caleg yang kami daftarkan. Jumlah itu sesuai dengan kuota kursi untuk DPRD Sumbar pada Pileg 2014 mendatang dan didalamnya ada kuota untuk bacaleg perempuan sebesar 36,9 persen atau 24 pe­rem­puan dan 41 laki-laki,” kata Gustami Hidayat kepada Pa­dang Ekspres, seusai men­daftar.

Menurutnya, dari porsi yang kami tetapkan, keter­wakilan perempuan dalam bacaleg itu lebih besar dari perintah Undang-undang yai­tu 30 persen. Hal itu sebagai bukti bahwa PKS sangat pe­duli dengan kaum perempuan Dan mereka merupakan ka­der-kader terbaik kami,” ulas mantan anggota DPRD Pesisir Selatan itu didampingi Wakil Ketua Umum, Marfendi, Ke­tua Bidang Pemenangan Pe­milu, Sultani, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Ah­mad Sidik.

Ditambahkan dari nama-nama bacaleg PKS yang di­daf­tarkan itu, komposisi yang dibuat cukup berimbang. Mi­sal­nya 40 persen dari Kader, 40 persen dari tokoh ma­syarakat dan 20 persen dari simpatisan dengan minimal pendidikan sarjana.       

Hal lainnya, sebut Gus­tami, DPW PKS juga masih menaruh kepercayaan kepada kadernya yang kini duduk di DPRD Sumbar. Buktinya lima anggota PKS di DPRD itu tetap didaftarkan untuk maju kembali ke provinsi.

“Ini juga jadi bukti bahwa PKS tak kekurangan kader yang berkualitas. Dan itu makin menyakinkan kami bila target 20 kursi DPRD Sumbar bisa kami wujudkan dan bisa meraih tiga besar dalam Pe­mi­lu 2014,” jelas Gustami lagi.

Sedangkan Ketua KPU Sumbar, Marzul Veri me­ngapresiasi langkah DPW PKS yang lebih dulu men­daftarkan bacalegnya ke KPU. Meski masih ada waktu ja­ngan ditunda-tunda lagi lang­sung saja mendaftar.

“Kami di KPU siap me­nerima. Jangan sampai nanti malah diakhir-akhir waktu banyak yang mendaftar ini yang malah akan menga­ki­bat­kan persoalan,” kata Marzul Veri.

Targetkan 6 Kursi di Padangpanjang

Sementara di Pa­dang­pan­jang Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Pa­dang­panjang, Abrar Dt Nan Balimo mengakui bakal terjadinya persaingan ketat dengan kon­disi jumlah partai peserta Pemilu yang semakin ramping. Namun demikian, PKS telah menetapkan target pe­rolehan kursi di DPRD untuk periode 2014-2019 sedikitnya 6 kursi.

“Dengan segala persiapan dan strategi partai, seluruh elemen PKS bertekad meraih hasil maksimal dengan 6 kursi untuk 2014 mendatang. PKS terhadap bakal caleg yang sudah ditetapkan untuk se­mentara itu, ditegaskan untuk dapat menjaga hubungan sila­tura­him dengan masyarakat,” ungkap Abrar yang juga kem­bali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari Daerah Pe­milihan (Dapil) Pa­dang­pan­jang Timur itu kepada Pa­dang Ekspres.

Abrar yang saat ini masih duduk sebagai anggota DPRD dari PKS itu, menjawab opti­mis dapat meraih target me­menangkan Pemilu 2014 ber­sama rakyat Padangpanjang. Disebutkannya, PKS dalam sebagai perpanjangan tangan rakyat di legislatif telah men­jalankan fungsinya dengan maksimal dalam mengawal kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan ke­pe­n­ti­ngan masyarakat.

Sementara bakal caleg PKS dari Dapil Pa­dang­pan­jang Barat, Nasrullah Nuk­man yang merupakan koor­dinator PKS wilayah V juga mengaku optimis me­wu­jud­kan target perolehan kursi partai tersebut di DPRD pe­riode mendatang. Bersama beberapa bakal caleg PKS di Dapil yang sama, Nasrullah yang pernah duduk di DPRD Padangpanjang itu berkeya­kinan kuat sukses dengan kehadiran figur-figur segar di antaranya Kurniawan, SN Hamdi dan Satria Asmal.

Selain sejumlah bakal ca­leg Dapil Padangpanjang Ba­rat lainnya, tiga figur tersebut diakui Nasrullah memiliki kans besar untuk duduk di kursi dewan. Terutama sosok Kurniawan yang saat ini du­duk sebagai salah seorang anggota dewan, tentunya sa­ngat berpeluang melanjutkan baktinya memperjuangkan aspirasi masyarakat yang me­ru­pakan cita-cita mulia partai PKS sebagai wakil rakyat.

“Demikian juga sejumlah figur lainnya, termasuk saya, Insya Allah selama ini masih konsisten menyalurkan aspi­rasi masyarakat melalui keter­wakilan partai di DPRD. Hal itu merupakan wujud kon­sistensi kami sebagai politisi aktif, yang komit mem­per­juang­kan aspirasi masyarakat sekalipun tidak duduk di kursi dewan. Mudah-mudahan de­ngan semakin banyak ter­pilih­nya figur-figur politisi PKS sebagai anggota DPRD, akan semakin kuat mem­per­juang­kan aspirasi masyarakat,” jawab Nasrullah di Kantor DPD PKS setempat, kemarin. (*)

Padang Ekspres

02 April 2013

Elektabilitas Mahyeldi Masih yang Tertinggi

Elektabilitas Mahyeldi Masih yang Tertinggi

Padang - Jelang ditabuhnya tahapan pemilu kepala daerah (pilkada) Padang oleh KPU 2 April, lembaga survei Institute for Community Studies (InCoSt) merelis hasil survei terbaru mereka. Dalam survei yang digelar 24-27 Maret 2013, inCoSt mendapatkan dua kandidat utama, yang akan bersaing dalam pilkada langsung kedua sepanjang sejarah Kota Padang itu.

Direktur InCoSt Erizal menyebutkan, dua orang tersebut adalah, tokoh muda perubahan Kota Padang Andre Rosiade, dan wakil wali Kota Padang yang akan menjadi calon incumbent pilkada, Mahyeldi Ansharullah. Dua pria beda latar belakang ini, menempati urutan pertama dan kedua, dengan selisih persentase elektabiltias (tingkat keterpilihan) sebagai bakal calon wali kota (bacawako) hanya 2,3 persen saja.

”Berdasarkan hasil survei kami terhadap 29 orang yang disebut akan maju pilkada, menyatakan diri maju pilkada, dan mendaftar ke partai politik atau perseorangan, terdapat 25 nama yang dipilih responden. Sisanya, 6,3 persen belum menentukan pilihan. Dua nama teratas adalah, Mahyeldi Ansharullah dengan elektabilitas 25,1 persen, dan Andre Rosiade 22,8 persen,” kata Erizal dalam keterangan persnya kepada wartawan, kemarin.

Menurut pria yang juga telah melakukan survei akurat untuk pemilihan gubernur (pilgub) dan pemilihan bupati/wali kota 2010 (Pasbar, Pasaman, Dharmasraya dan Payakumbuh 2012 ini), nama-nama lain yang mengekor, berselisih lebih dari 15 persen dari dua kandidat terkuat. Seperti, anggota DPR RI M Ichlas el Qudsi (Michel) hanya di angka 7,5 persen, mantan Wakil Wali Kota Padang Yusman Kasim (6,6 persen), dan Ketua Baznas Padang Maigus Nasir (4,5 persen).

”Sementara Asnawi Bahar yang sudah mulai bekerja sejak beberapa waktu terakhir telah mulai merangkak naik di angka 3,2 persen, diikuti dua anggota DPD RI Emma Yohana 2,9 persen dan Afrizal 2,5 persen. Yendril dan Alkudri, berada di 10 besar dengan persentase elektabilitas di bawah 3 persen (lihat grafis),” kata Erizal yang juga seorang konsultan politik dan kolumnis media massa ini.

Dia menyebutkan, mengacu kepada popularitas (tingkat keterkenalan) sebenarnya ada ketimpangan antara popularitas Mahyeldi yang mencapai 84,8 persen dengan elektabiltas 22,1 persen. Artinya, banyak responden yang mengaku kenal, tapi tidak menjatuhkan pilihan kepadanya. Berbeda dengan Andre yang hanya memiliki popularitas 65,3 persen, tapi elektabiltasnya mencapai 22,8 persen. Sementara, popularitas ketiga dimiliki Yusman Kasim (51,3 persen), Michel (46,1 persen), dan Emma Yohana (40,7 persen). Sedangkan Maigus Nasir (28,3 persen), Alkudri (26,0 persen).

Menurutnya, survei tersebut menggunakan responden sebanyak 801 orang, dengan margin eror 2,5 persen. Jumlah pemilih, tersebar di 11 kecamatan meliputi 104 kelurahan di Kota Padang, sesuai dengan persentase kepadatan penduduk. Survei juga dilakukan berdasarkan pekerjaan responden, yang didominasi oleh ibu rumah tangga 34,0 persen, wiraswasta/pengusaha (16,5 persen), pegawai swasta (10 persen), pensiunan (6 persen), buruh (5,6 persen), pelajar/mahasiswa (5,1 persen), guru (4,7 persen), pengangguran (4,2 persen), dan lainnya. Semuanya diambil berdasarkan skala penduduk Kota Padang dari sisi pekerjaan.

Konsistensi pemilih dibagi tiga, yaitu 31,1 persen bertahan dengan pilihan (tetap sama), ada kemungkinan berubah 56,8 persen dan tidak tahu 12,1 persen. ”Dari sisi ini, Andre Rosiade mengungguli Mahyeldi. Karena, pemilih loyalnya mencapai 41 persen, sementara Mahyeldi hanya 26,4 persen. Ini adalah salah satu alasan, Andre disebut-sebut bisa melewati Mahyeldi,” katanya.

Perubahan
Alasan memilih yang ditawarkan surveyor dijawab responden paling banyak karena berpengalaman 20,0 persen, ingin perubahan (16,6 persen), dekat dengan masyarakat (15,9 persen), hubungan keluarga/pertemanan (6,4 persen), religius dan paham adat (5,7 persen). ”Dua kandidat juga mendominasi di pertanyaan ini. Andre mayoritas dipilih karena perubahan, dan dekat dengan masyarakat. Sementara Mahyeldi, karena berpengalaman,” sebut Erizal menyebut salah satu kesimpulan dan rekomendasi surveinya.
Kecenderungan dua kali survei InCoSt ini, kata Erizal, Mahyeldi dan Andre memiliki tren naik. Saat melakukan survei 6-13 Januari 2014, kedua kandidat ini berada pada angka 17,5 persen, dan 15,4 persen. Sementara, Michel memiliki kecenderungan penurunan elektabilitas dari 9,2 persen, menjadi 7,5 persen. Yusman Kasim disebut stabil, dan Maigus Nasir sedikit naik.

Kesimpulan
Menurur Erizal, dari dua kali survei InCoSt, sepertinya yang baru telihat bersaing ketat dan serius dalam pilkada Padang adalah Mahyeldi dengan Andre Rosiade. Belum tampak kandidat lain yang bersaing, meski telah memasukkan 29 kandidat yang bakal maju.

Sebagai incumbent, katanya, Mahyeldi tidak terlalu kuat (2,51 persen), sebaliknya sebagai pendatang baru dan tokoh muda Andre Rosiade cukup berhasil membangun popularitas dan elektabilitasnya di Padang. Andre berpeluang mengalahkan Mahyeldi, meski tidak mudah, karena faktor incumbent. Strategi memilih pasangan menjadi sangat penting, untuk meningkatkan popularitas-elektabilitas masing-masing, jika nantinya bertarung.

”Pertarungan Mahyeldi dan Andre Rosiade sepertinya bertemakan lanjutkan (berpengalaman) melawan perubahan, atau kemapanan melawan perubahan. Satu hal yang menarik, tingkat konsistensi pemilih Padang masih relatif rendah (31,1 persen). Artinya, dinamika politik Pilkada masih tinggi” katanya. Dibandingkan dengan Mahyeldi, tingkat konsistensi pemilih Andre relatif lebih baik,” sebutnya. (rvi)

posmetropadang.com
Sumbar Provinsi Pelaksana MDGs Terbaik 2012

Sumbar Provinsi Pelaksana MDGs Terbaik 2012

SUMBAR mendapatkan penghargaan sebagai provinsi pelaksana Millennium Development Goals (MDGs) terbaik dalam ajang Indonesia MDGs Awards (IMA) yang diselenggarakan Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs (KUKPRI MDGs), Senin (25/3) lalu, di Bali. Penghargaan ini digelar sebagai forum tahunan untuk apresiasi bagi para pelaku pembangunan berwawasan MDGs terbaik dari seluruh nusantara.

Sebelumnya, Gubernur Irwan Prayitno juga mendapatkan penghargaan Ksatria Bakti Husada Kartika dari Menteri Kesehatan RI. Irwan mengatakan, sejak awal memimpin Sumbar, ia sangat mendukung upaya untuk mencapai target MDGs. Semangat tersebut diawali dengan beberapa Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Millenium Development Goals (RAD MDGS) 2011-2015. Serta menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2011 tentang RAD MDGS.

“Ini merupakan sesuatu yang membanggakan bagi kita semua masyarakat Sumbar dalam upaya mencapai visi,  Sumbar yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat,” ujar Irwan.

Untuk menindaklanjuti RAD MDGs yang telah disusun, Pemprov akan memasukkan dalam agenda pertemuan koordinasi sebagai upaya sosialisasi dengan seluruh bupati/walikota untuk mengkoordinasikan pencapaian target MDGs. Dari pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan bersama Pemprov dengan Pemkab/Pemko se-Sumbar.

Saat ini, Pemprov bersama SKPD terkait telah melakukan kegiatan Pekan MDGs, sebagai usaha dan upaya sosialialisasi dan penyebarluasan informasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan. Ini dilakukan agar semua masyarakat mengetahui target MDGs 2015, dan mendapat respon serta dukungan dari masyarakat untuk pencapaian MDGs 2015.

“Target-target MDGs yang memerlukan perhatian khusus berkaitan dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan, penyebaran HIV/AIDS, akses bekelanjutan yang belum memadai ke air minum layak dan sanitasi layak. Meskipun target-target ini menuntut perhatian lebih serius, tidak berarti bahwa target-target MDGs yang saat ini berada pada jalur untuk dicapai pada 2015 dapat diabaikan,” jelas Irwan.

Tantangan berat yang dihadapi menjelang tenggat waktu MDGs 2015 nanti, telah mendorong inisiatif untuk mempercepat upaya pencapaian target-target MDGs. Di antara upaya-upaya penting (milestones) untuk mendorong percepatan pencapaian MDGs adalah, diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 mengenai program pembangunan yang berkeadilan, mengamanatkan langkah-langkah percepatan pencapaian MDGs di Indonesia.

Di samping itu, diterbitkannya Peta Jalan (roadmap) Percepatan Pencapaian MDGs oleh Bappenas, yang diikuti dengan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian MDGs tingkat provinsi. Langkah itu  merupakan hal penting dalam menjabarkan secara rinci berbagai kebijakan dan strategi mencapai target-target MDGs pada 2015.

Salah satu aspek penting untuk mendorong pencapaian MDGs adalah membangun suatu sistem insentif dan disinsentif yang dapat berfungsi sebagai katalis bagi percepatan pencapaian MDGs. Sistem ini bertujuan untuk memilah secara jelas aspek-aspek reward dan punishment dengan bertujuan memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap upaya-upaya yang diarahkan untuk mendorong pencapaian target-target MDGs. Serta menghindarkan praktek-praktek yang tidak mendukung upaya pembangunan nasional.

MDGs terdiri dari delapan tujuan utama dengan indikator terukur secara kuantitatif serta waktu pencapaiannya. Diantaranya; memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Selanjutnya,  menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu hamil,  memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan, dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Pada penghargaan MDGs tersebut, kategori penghargaan yang diberikan yaitu nutrisi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular & HIV/AIDS, layanan air bersih & sanitasi serta  pendidikan. Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, Payakumbuh memperoleh nominasi untuk kategori nutrisi dan pendidikan dan Sawahlunto memperoleh nominasi untuk kategori layanan air bersih dan sanitasi, kesehatan ibu dan anak serta nutrisi.

Posmetro, 1 April 2013

Foto: Koran Padang Ekspres

PKS Sumbar

Kolom

[Kolom][recentbylabel3]
Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done