Kisah dan Ibrah (21) - PKS Sumbar
News Update
Loading...

09 Juni 2018

Kisah dan Ibrah (21)

Ramadhan 21

Oleh: Irsyad Syafar

Abu sofyan sedang memimpin rombongan kafilah dagang kafir Quraisy dari negeri Syam. Mereka semua akan pulang kembali menuju Makkah. Rombongan ini membawa harta benda yang sangat banyak. Ada 1000 ekor onta dan uang emas sebanyak 5000 dinar emas. Sementara jumlah yang mengawalnya hanya 40 orang saja.

Sebelumnya, saat berangkat dari Makkah menuju negeri Syam melalui jalur Madinah, kafilah dagang Abu Sofyan ini berhasil lolos dari sergapan Rasulullah saw dan pasukannya. Mereka selamat sampai ke Syam. Maka disaat balik, dengan bisnis yang begitu banyak, Abu Sofyan harus mampu menyelamatkan seluruh kekayaan kafir Qureisy ini.

Sementara itu, Rasulullah saw telah mengirim dua orang sahabat pengintai untuk melihat kepulangan kafilah Abu Sofyan. Keduanya adalah  Thalhah bin Ubaidillah dan Sa'ad bin Zaid. Begitu Beginda Nabi saw mendapat informasi valid dan akurat akan kedatangan kafilah dagang tersebut, Beliau langsung menggalang pasukan dan memberangkatkannya menuju ke arah Badar, untuk menghadangnya.

Semenjak hijrah ke Madinah, Rasulullah saw dan para sahabat sudah diizinkan oleh Allah untuk berperang, melawan dan membalas kezhaliman kafir Qureisy yang telah mengusir mereka dari kampung halaman mereka. Dan telah merampas harta benda mereka yang ditinggalkan di Makkah. Allah berfirman:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ. (الحج: ٣٩).

Artinya: "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." (QS Al Haj: 39).

Maka ini adalah kesempatkan bagi Rasulullah saw dan para sahabat untuk melaksanakan izin Allah SWT. Ada sebanyak 314 orang lebih kurang kekuatan personil pasukan Raaulullah saw untuk menghadang 40 orang rombongan kafilah dagang kafir Qureisy.

Abu Sofyan yang sudah sangat pengalaman dengan perjalanan dagang di jalur Madinah ini, tidak mau main-main. Ia sangat berhati-hati dan waspada. Ia juga mengirim para pengintai untuk melihat gejala atau indikasi mereka akan dihadang. Begitu berita valid mereka dapatkan, Abu Sofyan langsung mengirim seorang bergerak cepat menuju Makkah, agar segera mendapat pertolongan dari Kafir Quresiy.

Maka berangkatlah utusan Abu Sofyan menuju Makkah dengan kecepatan tinggi. Dia adalah Dhamdham bin Amr Alghifari. Sesampai di Makkah dia berdiri di atas punggung ontanya. Bajunya dikoyak-koyaknya, perbekalannya acak-acakan dan hidung ontanya ditorehnya dengan pedang hingga terluka. Lalu dia berteriak kepada penduduk Makkah, "Harta benda kalian yang dibawa Abu Soryan telah dihadang Muhammad dan rekan-rekannya. Kalian harus selamatkan... tolonglah... tolooooong...!!!"

Suaranya yang lantang, ekspresinya yang sangat meyakinkan dan penampilannya yang begitu acak-acakan, membuat seluruh kafir Qureisy tersentak dan percaya. Dalam waktu yang sangat cepat, 1000 pasukan lengkap segera terkumpul dan bergerak menuju badar untuk mengamankan barang dagangan dan harta mereka.

Sembari menunggu bala bantuan pasukan kafir Qureisy, Abu Sofyan tetap berusaha menyelamatkan kafilah dagang yang dipimpinnya. Dengan kepiawaiannya melalui jalur padang pasir, rombongannya berhasil lolos dari sergapan Pasukan Rasulullah saw. Dan akibatnya malah pasukan Rasulullah saw akan berhadapan dengan kekuatan pasukan kafir Qureisy. 314 orang  dengan persenjataan seadanya, akan menghadapi 1000 lebih pasukan bersenjata lengkap.

Suasana pasukan Rasulullah saw menjadi berbalik. Awalnya akan menghadapai lawan yang lemah (hanya 40 orang), dengan hasil yang sangat besar. Ternyata bertukar menjadi lawan yang sangat berat. Sedangkan hasilnya belum jelas. Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam firmanNya:

وَإِذْ يَعِدُكُمُ اللَّهُ إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ الشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُحِقَّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ. (الأنفال: ٧).

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir." (QS Al Anfal: 7).

Ibnu Katsir menjelaskan maksudnya, bahwa Allah-lah yang menghendaki untuk mempertemukan antara kalian dengan golongan yang mempunyai kekuatan dan daya perang itu.  Supaya kalian bisa mengalahkan mereka, lalu mendapatkan kemenangan atas mereka, dan mengunggulkan agama-Nya, meninggikan kalimat Islam atas sekalian agama. Dia lebih mengetahui akhir dari segala urusan dan Dia pula yang mengatur kalian dengan pengaturan-Nya yang baik, meskipun para hamba-Nya mencintai sesuatu yang lebih mudah, sesui dengan yang tampak bagi pandangan mereka yang terbatas.

Para sahabat Rasulullah saw awalnya tidak menduga akan menghadapi perang besar ini. Mereka sudah optimis dengan lawan yang ringan. Namun kemudian kafilah Abu Sofyan lolos, dan mereka harus menghadapi lawan berat. Mereka seolah-olah akan digiring menghadapi kematian. Allah SWT berfirman:

يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنْظُرُونَ. (الأنفال: ٦).

Artinya: "Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). (QS Al Anfal: 6).

Kondisi kejiwaan dan psikologi pasukan Rasulullah saw sangat berbanding terbalik dengan pasukan besar kafir Qureisy. Dari segi jumlah pasukan ada 1 berbanding 3. Dari segi persenjataan juga sangat jomblang. Pasukan Rasulullah saw hanya ada 2 penunggang kuda dan persenjataan yang dibawa sangat terbatas. Sedangkan pasukan Qureisy dengan 100 ekor kuda, 600 baju besi dan jumlah onta yang sangat banyak. Untuk makan saja, mereka menyembelih 9 sampai 10 ekor onta dalam sehari. Belum lagi onta yang membawa peralatan dan yang tanpa beban.

Suasana seperti ini justru membuat penyerahan diri (tawakkal) mereka kepada Allah SWT menjadi sangat maksimal. Sebab, kemenangan orang beriman itu hanya semata-mata datang dari Allah.

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُرْدِفِينَ (9) وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلا بُشْرَى وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِ قُلُوبُكُمْ وَمَا النَّصْرُ إِلا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (10). الأنفال.

Artinya: "(Ingatlah) ketika kalian memohon pertolongan kepada Tuhan kalian, lalu diperkenankan-Nya bagi kalian, "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikat yang berturut-turut." Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hati kalian menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha­bijaksana." (QS Al Anfal: 9-10).

Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa ketika Perang Badar Nabi saw memandang ke arah  pasukannya yang saat itu berjumlah tiga ratus orang lebih. Lalu Nabi saw juga memandang ke arah pasukan kaum musyrik, ternyata jumlah mereka seribu orang lebih. Kemudian Nabi saw menghadap ke arah kiblat —saat itu beliau memakai kain selendang dan kain sarungnya— lalu berdoa: "Ya Allah, tunaikanlah kepadaku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika golongan kaum muslim ini binasa, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini selama-lamanya." (Tafsir Ibnu Katsir).

Penyerahan diri yang total itu betul-betul membuahkan hasil. Malam itu juga pertolongan Allah SWT sudah mulai turun. Pertama, pasukan Rasulullah saw tersebut diberikan Allah SWT rasa kantuk. Sehingga mereka bisa tidur nyenyak, istirahat dan bugar, serta jauh dari rasa gentar, takut dan gemetar. Biasanya orang yang akan menghadapi sesuatu yang besar lagi berat, tak akan bisa tidur. Hatinya akan deg-degan, tegang dan dia tidak akan bisa fokus.

Kedua, Allah turunkan bagi mereka hujan yang memadai. Dengan air hujan ini, mereka bisa membersihkan diri, menyimpan air dan membuat kaki-kaki mereka berdiri kokoh di tanah pasir yang telah padat dan kuat karena basah oleh air hujan. Diriwayatkan bahwa ada sahabat yang junub pagi itu. Sehingga dengan adanya hujan dia bisa mensucikan diri, terhindar dari "wiswas" syetan dan keraguan sebelum berjihad. Allah SWT berfirman:

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنزلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأقْدَامَ (الأنفال: 11).

Artinya: "(Ingatlah) ketika Allah menjadikan kalian mengantuk sebagai suatu penenteraman dari-Nya. dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk menyucikan kalian dengan hujan itu dan  menghilangkan dari kalian gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hati kalian dan memperteguh dengannya telapak kaki (kalian). (QS Al Anfal: 11).

Ketenangan pasukan Rasulullah saw semakin bertambah ketika sebelum perang Beliau mengabarkan lokasi dan tempat tewasnya para pembesar Kafir Qureisy. Dan setelah peperangan selesai, semua yang dikabarkan Rasulullah saw tersebut terbukti. Jasad orang-orang yang disebutkan namanya oleh Rasulullah saw itu, ditemukan di tempat-tempat yang Beliau sampaikan sebelumnya.

Dan sesuai dengan janjiNya, Allah SWT menurunkan 1000 Malaikat bertempur bersama kaum muslimin. 500 Malaikat disatu sisi dipimpin oleh Malaikat Jibril. Dan 500 Malaikat di sisi lain dipimpin oleh Malaikat Mikail. Allah SWT memerintahkan Mereka semua ikut berperang bersama para pasukan mukminin, memberikan dukungan semangat dan ikut membunuh pasukan kafir Qureisy. Mereka diperintahkan memenggal (memukul) leher-leher kaum musyrikin dan memotong jari-jemari mereka. Allah SWT berfirman:

إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الأعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ (الأنفال: 12).

Artinya: "Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman.” Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang yang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka." (QS Al Anfal: 12).

Pasukan musyrikin Qureisy bertempur dengan penuh ketakutan dan rasa gentar. Ada Malaikat yang memukul kepala dan tengkuk mereka yang tidak mereka lihat. Banyak pasukan Qureisy ini tewas dengan luka di kepala dan jari-jari yang terputus. 70 orang dari mereka tewas, termasuk para pembesarnya seperti: Abu Jahal, Uthbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Walid bin Uthbah, Umayyah bin Khalaf dan lain-lain.

Begitulah akhir yang tragis orang-orang melawan kepada Allah SWT dan RasulNya. Mati mengenaskan di dunia, dan adzab yang pedih di neraka. Allah SWT berfirman:

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (13) ذَلِكُمْ فَذُوقُوهُ وَأَنَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابَ النَّارِ (14). الأنفال.

Artinya: "Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atas kalian), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka." (QS Al-Anfal: 13-14).

Pelajaran:

1. Bisa jadi seorang mukmin menyukai sesuatu, tapi itu tidak baik baginya. Dan sebaliknya, mungkin dia membenci sesuatu, tetapi itulah yang baik baginya. Karenanya standar suka dan tidak suka harus dikembalikan kepada ketentuan Allah.
2. Jumlah yang sedikit - dari segi kuantitas - tapi kuat keimanan dan tawakkal kepada Allah SWT, solid dalam barisan perjuangan, akan mampu mengalahkan kebatilan walaupun mayoritas.
3. Dalam perjuangan, umat Islam wajib mengerahkan segala daya dan kemampuan yang mungkin dilakukan, untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Tidak berpangku tangan, mengharapkan pertolongan Allah.
4. Kadang puncak kelemahan dan ketidakberdayaan dalam menghadapi kekuatan kebatilan, justru membuat seorang mukmin semakin bersandar kepada Allah SWT. Dan hasilnya adalah kemenangan. Sebaliknya, tidak jarang rasa geer cepat mengampiri bila merasa kuat dan memiliki kelebihan. Dan hasilnya adalah kekalahan.
5. Allah SWT memiliki banyak pasukan - tak terhitung jumlahnya - yang akan menolong hamba-hambaNya yang beriman. Ada berupa Malaikat, hujan, air, angin, pasir, bebatuan, bahkan juga rasa kantuk. Hanya Dia yang tahu siapa saja bala tentaraNya.

Wallahu A'laa wa A'lam.

Share with your friends

Give us your opinion

Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done