Februari 2014 - PKS Sumbar
News Update
Loading...

25 Februari 2014

Perang Telah Lama Berkecamuk

Perang Telah Lama Berkecamuk

Perang telah lama berkecamuk. Sudah berulang kali serangan dilancarkan untuk menumbangkan PKS. Puncaknya yang paling berat adalah kasus LHI. Dengan serangan yang langsung menusuk kejantung PKS, diharapkan partai ini remuk, berpecah belah dan kemudian bubar. Memang sempat merosot dan menurun tajam elektabilitas PKS dalam banyak lembaga survey.

Akan tetapi, dengan izin Allah, kader partai tetap solid. Bahkan semakin solid. Kerja semakin meningkat dan terus bertambah. Sejak juli 2013 survey PKS terus menunjukkan grafik naik dan tak pernah turun lagi. Sementara 4 partai besar lainnya terus menunjukkan penurunan semenjak juli tersebut. Hanya Allah yang tahu bagaimana itu terjadi.

Tanggal 9 april sudah semakin dekat. Maka pertempuran politik semakin memanas dan bahkan dahsyat. Serangan terbaru adalah dengan membonsai PKS dari basis massa Islam. Paling tidak umat Islam akan digiring untuk golput, kalau bisa sampai membenci. Maka dibukalah segala yang sensitive bagi umat Islam dari manufer PKS. Apalagi ruang perbedaan dalam beragama sangat luas. Materinya bisa dicari, atau sudah tersedia, atau bisa dibuat. Tinggal dikumpulkan oleh pihak berkepentingan, lalu dishare ke kelompok-kelompok yang sudah lama tidak suka dengan PKS, atau sakit hati kepada PKS, atau dari awal memang anti PKS, atau memang anti demokrasi dan anti partai. Setelah itu tinggal membiarkan bola salju menggelinding. Dalam teori pertaniannya, untuk membasmi sebuah hama, datangkan dan besarkan saja predatornya. Tanpa banyak biaya, tujuan bisa tercapai.

Seluruh kader PKS harus tetap solid, merapatkan barisan. Jangan mudah terpengaruh. Bila jatuh kepada kesalahan, segera bertobat dan kembali. Kita bukan orang-orang maksum yang tak pernah salah atau yang kebal kritikan dan nasehat. Semua nasehat yang baik mari kita terima dengan penuh tulus dan lapang dada. Dalam berbagai medan perjuangan tidak mustahil ada yang tergelincir. Termasuk dalam barisan pasukan Rasulullah saw ada juga orang-orang yang terjatuh kepada kesalahan.

Pihak-pihak (pribadi atau kelompok) yang memberikan nasehat, kritikan yang membangun dan dengan niat yang ikhlas dan penuh kecintaan kepada Partai Dakwah ini, semoga Allah memberikan mereka pahala yang berlipat ganda, kemudahan urusan di dunia dan akhirat dan masuk dalam barisan para pejuang kebenaran dan keadilan.

Namun, bagi yang kerjanya hanya mencari-cari kesalahan, membuka aib dan kekurangan, mengintai titik lemah, menyebarkan segala berita kekurangan, atau menginginkan PKS bubar, mohon maaf, mereka tentu akan dibalasi sesuai dengan niat mereka. Dan tak usah pula mereka merasa yang benar sendirian. Kepada mereka dan orang-orang yang semisal mereka, perlu paham, bahwa tidak ada keuntungan bagi umat Islam bila PKS dan partai-partai Islam lainnya mengalami kekalahan atau bubar setelah pemilu 9 april ini. Justru umat Islam akan mengalami kerugian yang besar. Dengan porsi keterwakilan umat Islam saat ini saja, sudah begitu sulit menaikkan posisi tawar umat dalam berbangsa dan bernegara. Apalagi bila nanti mengalami penurunan dan kekalahan. Mereka yang begitu mudah dan kadang terlalu lantang bicara atas nama Islam sekarang, akan bisa “tiarap” dan takkan mudah lagi berbicara.


Irsyad Syafar

22 Februari 2014

Soal RPJMD, Saatnya Evaluasi Kerja SKPD

Soal RPJMD, Saatnya Evaluasi Kerja SKPD

PADANG, METRO-DPRD Sumbar, meminta Gubernur untuk mengevaluasi SKPD terkait tak tercapainya beberapa target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sehingga di tahun-tahun mendatang, roda pemerintahan pemprov bisa lebih ‘cepat’ mengejar pencapaian target.

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Trinda Farhan Satria, menyetujui  pendapat Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang mengatakan beberapa target RPJM tak tercapai karena perekonomian secara nasional dan global sedang terpuruk.
Namun, Trinda menegaskan, bukan hanya faktor eksternal atau makro seperti melemahnya perekonomian saja yang menjadi penyebab target tak tercapai. Faktor internal, seperti kemampuan SKPD juga ikut mempengaruhi.

“Sedikit banyak, pengaruh makro seperti ekonomi global ikut menyebabkan target tak tercapai. Tapi faktor internal seperti kemampuan SKPD juga menjadi penyebabnyua,” ujar Farhan seusai Rapat Paripurna antara DPRD dan Gubernur tentang revisi RPJMD Sumbar jangka waktu 2010-2015, Jumat (14/2).

Pada rapat paripurna itu, sebagian besar fraksi partai politik (parpol) di DPRD Sumbar juga meminta penjelasan detail dari Gubernur tentang alasan di balik tak tercapainya target RPJMD. Di DPRD ada sebanyak 8 fraksi, diantaranya fraksi Demokrat, Golkar, PAN, PKS, Hanura, Gerindra, PPP dan Pbr. Sebagian besar menuntut penjelasan Gubernur, disampaikan pada rapat paripurna Rabu (19/2).

Beberapa target yang tak tercapai diantaranya, Indeks Pembangunan Manusia, pada tahun 2012 targetnya 74,64 realisasi 74,28. (2013) target 6,81 realisasi 6,18. Laju pertumbuhan ekonomi (2012) target 6,50 realisasi 6,35. (2013) target 6,81 realisasi 6,39.  Tingkat kemiskinan (2012) target 8,15 realisasi 8. (2013) target 7,75 realisasi 7,56. Angka rata-rata lama sekolah (2011) target 9,35 reaslisasi 8,57. (2012) target 9,70 realisasi 8,60. Umur harapan hidup (UHH) (2011) target 71,12 realisasi 69,76. (2012) target 71,48 realisasi 70,02. Panjang jalan evakuasi (2011) target 10 km, realisasi 2 km. (2012) target 20 km, realisasi 1,5km.

Farhan mengatakan untuk pengaruh eksternal makro seperti terpuruknya ekonomi secara global memang tak bisa diatasi pemprov bersama DPRD, selain membuat penyesuaian dan kebijakan agar dampaknya tak terlalu besar untuk Sumbar. Namun, kata dia, untuk pengaruh internal, seperti ketidakmampuan SKPD, sangat bisa untuk diminimalkan. Caranya, Gubernur harus mengevaluasi kerja semua SKPD. Apalah SKPD itu sudah mampu menterjemahkan program RPJMD dan visi misi Gubernur dalam program tahunan yang terangkum di APBD atau tidak.

“Saya tak memvonis SKPD Pemprov tak mampu. Tapi saya meminta gubernur untuk mengevaluasi dan mengecek kemampuan SKPD itu,” ujarnya.

Ia mengatakan RPJMD sebagai pedoman pembangunan suatu daerah yang akan menjadi acuan beberapa tahun, RPJM disusun berdasarkan, asumsi-asumsi atau ramalan saja. begitu pula tentang target-targetnya. Terkadang ada target yang ditetapkan terlalu optimis, sementara keadaan ekonomi sedang terpuruk.

“Karena berisi asumsi dan ramalan, wajar jika direvisi,” ujarnya. Namun, kata dia, bukan berarti RPJMD tak dipatuhi. Pemprov tetap harus menjadikannya acuan agar pembangunan terarah dan bisa melesat cepat. Saat ini, kata dia, DPRD dan Pemprov Sumbar bergegas merevisi RPJMD karena banyaknya target yang tak tercapai.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, mengatakan revisi RPJMD wajar-wajar saja. Revisi, kata dia, bukan sebagai bukti kegagalan Pemprov mencapai target. Tapi karena memang keadaan ekonomi global dan nasional yang sedang terpuruk.



“Pemerintah pusat saja juga merevisi target nasional. Sumbar pun juga harus merevisi,” ujarnya. Namun, kata dia, Pemprov tetap bergegas memenuhi target. (eru)

posmetropadang.com 12 Februari 2014

21 Februari 2014

Gubernur Puji dan Maafkan Fauzi Bahar di Pelantikan PJ Wako Padang

Gubernur Puji dan Maafkan Fauzi Bahar di Pelantikan PJ Wako Padang

Padang, Padek—Tugas berat lang­sung menghadang Pj Wali Kota Pa­dang Padang Erizal Agus usai dilan­tik Gubernur Sumbar Irwan Pra­yit­no di Auditorium Gubernuran, ke­ma­rin (19/2). Terutama, me­nyuk­ses­kan pilkada Padang putaran II pa­da 5 Maret mendatang, serta me­ningkatkan partisipasi pemilih.

Meski pelantikan tanpa dihadiri ma­n­tan Wali Kota Padang Fauzi Ba­har, tapi Irwan Prayitno memuji ki­prah mantan perwira TNI AL itu me­mimpin Padang.

Irwan menegaskan dirinya tidak akan mencampuri urusan atau ke­we­nangan yang menjadi hak oto­­ri­tas Pj Wali Kota Padang, meski Eri­zal Agus masih Kepala Ins­pektorat Pem­prov Sumbar.


Irwan mengingatkan pelak­sa­naan pilkada Padang putaran I, ting­kat partisipasi pemilih masih be­lum sesuai harapan. Makanya, Pj Wa­ko diharapkan bisa memacu par­tisipasi pemilih agar meningkat. Di antaranya, menggandeng pemu­ka masyarakat dan mema­sang bali­ho-baliho di lokasi strategis untuk me­nyosialisasikan pelaksanaan pil­­kada Padang putaran II terse­but.

Pj Wako tidak ada bedanya de­­ngan bupati dan wali kota. Ke­­­wena­ngan­nya sama. Artinya, Pj Wako bi­sa membuat kebi­ja­kan yang strate­gis. “Saya ber­ha­rap Pj Wako dapat me­nun­tas­kan pekerjaan ini. Upa­ya­kan te­robosan untuk mening­katkan par­­tisipasi pemilih,” harapnya.

Secara khusus Irwan juga me­­­ngi­­ngatkan Pj Wako agar me­­­­­mas­ti­kan netralitas PNS s­e­hing­ga tidak mencederai pelak­sa­naan pil­ka­da. Terlebih lagi, se­­suai atu­ran, PNS tidak boleh me­mihak pada salah satu pasa­ngan calon yang ber­saing da­lam pemilihan ke­pala daerah.

Erizal, kata Irwan, meru­pa­kan pejabat senior dan me­mi­liki pengalaman di bebe­rapa ja­ba­tan eselon II. Berbekal pe­nga­­laman yang dimiliki itu, dia ya­kin Erizal mampu me­mim­pin Kota Padang. “Saya yakin Eri­zal bisa menjalankan tugas se­baik mungkin,” ujar Irwan.

Irwan juga menginggatkan agar PNS Pemko Padang bisa mem­berikan dukungan pada Eri­zal meski tidak lama men­ja­bat Pj Wako. “PNS Pemko di­ha­rapkan tetap me­ningkatkan mo­­tivasi dan memberikan du­ku­­­ngan terhadap Pj Wako. S­e­bab, itu semua akan ber­dampak ter­hadap pembangunan,” ujar­nya.

Pantauan Padang Ekspres, pe­lantikan Pj Wako tersebut di­ha­diri pejabat pemko dan pem­prov. Selain itu, juga diha­diri un­­sur muspida. Rapat pelan­ti­kan Pj Wako juga dikawal ketat Sa­t­pol PP Padang. Keberadaan Sat­­pol PP hampir menyebar di se­jumlah titik di dalam ruangan. Tak hanya itu, di luar ruangan pun terlihat apa­rat Satpol PP berjaga-jaga. Be­gitu juga dengan apa­rat ke­polisian, ter­lihat ber­jaga-jaga di sejum­lah titik sekitar lo­kasi pelan­tikan.

Fauzi Bahar Sahabat

Kendati hubungan Irwan Pra­­yitno dan Fauzi Bahar sem­pat memanas dalam beberapa hari terakhir, tapi Irwan tak lupa me­ngapresiasi kiprah Fauzi Ba­har dan mantan Wakil Wali Ko­ta Padang Mahyeldi Ansha­rul­lah. Dia mengucapkan teri­ma ka­sih atas dedikasi yang telah di­lakukan keduanya. Menurut pu­­­tra Kuranji Padang itu, ba­nyak hal yang telah dilakukan Fauzi dan Mahyeldi untuk ke­ma­juan Kota Padang.

Tentu yang paling berat, yak­ni membangkitkan kembali Ko­t­a Padang usai diguncang gem­pa pada 30 September 2009. Lindu itu tak hanya meng­han­curkan rumah masyarakat, na­mun juga kantor peme­rin­tah, serta  infrastruktur publik. Kon­disi ini membuat ekonomi mas­yarakat tak bergerak dan ro­da pemerintahan kurang ber­ja­lan optimal. Namun setelah 4 ta­hun 5 bulan berlalu, ekonomi masyarakat sudah menggeliat.

“Tak bisa dipungkiri kedua to­­koh itulah yang berjibaku me­mu­­lihkan ekonomi Kota Pa­dang pas­cagempa. Biarpun be­gitu, ten­tu masih ada bebe­rapa hal be­lum terselesaikan sampai se­ka­rang seperti Pasar Raya,” ucap­nya.

Lebih menggembirakan la­gi, ke­duanya rukun sampai ak­hir masa jabatan. “Ada orang yang ber­kunjung ke sini dan bicara pa­da saya, telah banyak peru­ba­han yang terjadi di Kota Pa­dang. Meski nyatanya,  mere­ka sendiri tidak tahu siapa wali ko­ta/wakil wali kota yang men­jabat saat itu. Kerja keras mere­ka berdua perlu diapre­siasi,” ucapnya.

Irwan sendiri menganggap Fauzi Bahar sebagai sahabat, dan dia pun sudah memaafkan ke­salahan yang telah diperbuat pu­tra Ikur Koto, Koto Tangah Pa­dang itu. Begitu pula soal per­nya­taan Fauzi Bahar yang me­nye­butkan gubernur mem­fasi­li­tasi demo anti pem­bangu­nan superblock Lippo Grup.
Pernyataan Fauzi Bahar itu, me­nurut Irwan, akibat Fauzi Ba­har belum mendapatkan in­for­masi utuh. “Saya rasa ha­nya ka­rena persoalan itu saja. Itulah se­­babnya, Fauzi Bahar kele­pa­san ngomong begitu. Saya ti­dak me­lakukan apa yang dit­u­duh­kan itu,” ujarnya.

Langsung Kerja

Usai dilantik, Pj Wako Pa­dang Erizal Agus langsung me­nuju kendaraan dinas dengan ken­daraan BA 1 A. Sejumlah sat­pol PP juga terlihat berjaga-ja­­ga di samping kendaraan.

Erizal langsung memimpin ra­pat SKPD di kediaman rumah di­nas Wakil Wali Kota Padang Mah­yeldi Ansharullah.

Erizal Agus mengatakan, ia ha­nya berusaha keras agar pe­lak­­sanaan pilkada Padang pu­ta­ran II terlaksana dengan se­baik-baik­nya. Semakin cepat dia me­­nye­lesaikan tugasnya, ma­ka akan semakin cepat pula, ia bisa me­­­nuntaskan pekerjaannya. Se­­­lain itu, ia akan segera meru­mus­­­­k­an penyiapan APBD se­hing­­­ga program dan kegiatan bi­sa berjalan normal.  “Me­mang ba­nyak tugas me­nan­ti, dan saya akan melaksanakan tu­gas itu de­ngan sebaik-baik­nya,” ucap­nya.

Rapat tersebut juga dimak­sud untuk menghimpun per­soalan-persoalan yang sedang di­hadapi Kota Padang saat ini. “Ini sekaligus ajang silaturahmi dan tatap muka antara staf Pem­­­ko Padang dengan pemim­pin yang baru,” ujar Kabag Hu­mas Pemko Padang Mursalim. Untuk sementara, katanya, Pj Wako memakai rumah dinas wawako.

Sumber: Padang Ekspres 20 Februari 2014
Judul diubah untuk penjelasan lebih gamblang

20 Februari 2014

Membangun Perubahan Perbaikan

Membangun Perubahan Perbaikan

Perubahan-perubahan mendasar di tengah masyarakat tak akan terwujud bila tidak menyentuh pusat-pusat pengambil kebijakan. Baik perubahan yang diinginkan itu merupakan perubahan menuju kebaikan, maupun perubahan menuju keburukan. Karena kebijakan para penguasa dan regulasilah yang kemudian memberikan pengaruh besar terhadap situasi dan kondisi kehidupan masyarakat.

Karena itu, untuk terwujudnya perubahan ke arah kebaikan, orang-orang yang “baik” dan memiliki kapasitas, kapabilitas dan integritas mesti sampai dan menempati posisi-posisi pengambil kebijakan. Atau juga dengan cara lain, pengambil-pengambil kebijakan harus menjadi orang yang “baik” secara akhlak, moral dan spiritual. Dua hal ini harus berjalan secara paralel dan berkesinambungan. Upaya-upaya perbaikan dari luar system takkan memberikan perubahan signifikan, karena pengaruhnya sangat kecil dibandingkan regulasi dan kebijakan.

Tidak mustahil kalau ada saja orang-orang baik yang kemudian juga tergelincir dan ternoda “keburukan” saat berada di wilayah-wilayah pengambil kebijakan. Namun hal ini tidak boleh menyebabkan berhentinya upaya-upaya mewujudkan perbaikan maksimal di tengah masyarakat.
 

Syaikh Ahmad Ar-Raisuni, tokoh Harakah Tauhid wal Ishlah di Maroko, menyatakan: "Penyimpangan personil merupakan bukti kelemahan orang yang bersangkutan, namun bukan berarti tidak ada lagi diantara ummat ini yang akan berhasil dalam partisipasi politik (musyarakah). Orang-orang baik jangan hanya berpikir tentang dua kemungkinan dalam partisipasi: gagal lalu keluar atau larut dalam penyimpangan. Di dalam tubuh ummat dan jamaah ini pasti ada tambang berharga yang mampu berhasil dalam partisipasi politik. Kita melakukan kerjasama (ta'awun) dalam barisan yang solid dan kokoh dalam rangka terus mewujudkan keberhasilan partisipasi politik umat Islam.”

Kata kunci utama dalam meminimalisir terjadinya penyimpangan adalah “Tarbiyah harus menjadi pengendali dan syarat utama keberhasilan”. Tidak ada kata istirahat atau kendur bahkan menjadi semakin meningkat kebutuhan akan tarbiyah sejalan dengan semakin meningkat dan semakin jauhnya kita dalam lingkaran partisipasi politik. Karena itu, orang-orang baik yang diamanahkan berkiprah dalam ruang-ruang pengambil kebijakan harus komit dan teguh dalam pembinaan dan tarbiyah islamiyah yang mutakaamilah (komprehensif). Dan di waktu yang sama, orang-orang yang telah berada di wilayah tersebut dan belum menjadi orang “baik” harus segera ditarbiyah secara baik. Karena mereka sebenarnya sedang berada dalam kegersangan hidup dan kesengsaraan jiwa dengan situasi dan kondisi yang selama ini telah melingkupi mereka.

Satu langkah hari ini adalah langkah yang akan mengantarkan ke seribu langkah ke depan.... 


Irsyad Syafar

PKS Sumbar

Kolom

[Kolom][recentbylabel3]
Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done