Tanah Minangkabau sedang bersolek. Pemerintah Provinsi (Pcmprov)
Sumatera Barat gencar membangun infrastruktur jalan nasional sepanjang
1.200 kilometer, jalan provinsi 1.154 kilometer, dan jalan kabupaten
atau kota sejauh 15.200 kilometer.
Pembangunan jalan tersebut bukan tanpa tujuan. Pemprov Sumatera Barat
berharap investor datang menanamkan investasinya di nagari yang
dikelilingi pegunungan, lembah, dan sungai tersebut. Pemprov juga telah
menyiapkan Bandar Udara (Bandara) Internasional Mìnangkabau (BlM) dan
Pelabuhan Internasional Teluk Bayur, untuk memudahkan arus distribusi
barang dan transportasi bagi investor.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan. Pemprov menawarkan
empat peluang investasi yang menjanjikan kepada investor dalam negeri
maupun asing. Keempat peluang investasi tersebut adalah energy,
pendidikan, pariwisata, dan industri. ‘Pertumbuhan ekonomi Sumatera
Barat cukup kuat dan relatif stabil. Inflasi juga berhasil ditekan
rendah’, katanya. Hingga Juli 2017, Inflasi Sumatera Barat berada pada
angka 3,93 persen, sementara infiasi nasional 3,33 persen.
Untuk bidang energi, Gubernur Irwan menuturkan Pemprov saat ini
sedang mengembangkan energi berbasis panas bumi atau geotermal.
‘Sumatera Barat memiliki 17 lokasi sumber energy geotermal yang mampu
menghasilkan listrik lebih dan 1.600 MW. Satu lokasi geotermal sudah
dieksplorasi, saat ini sedang dikerjakan Supreme Energy, sementara dua
lokasi masih disurvei oleh Hitay Energy”, ujarnya.
Selain energi panas bumi, Sumatera Barat juga mengembangkan energy
tenaga air. “Sumatera Barat memiliki 45 lokasi energi tenaga air dengan
luastangkapan sebesar 37.121,5 kilometer persegi dan potensi energi
sebesar 383,83 MW,” ucapnya.
Di bidang pendidikan, Pemprov saat ini sedang mengembangkan pusat
pendidikan di Kota Tarok, Padang Pariaman, berjarak sekitar 66.3
kilometer dan Kota Padang, dengan luas area mencapai 697 hektare.
Beberapa kampus akan dibangun di daerah ini, antara lain Institut Seni
Padang Panjang, Universitas Negeri Padang, Gedung Pelatihan Lembaga
Administrasi Negara, Lembaga Sandi Negara, serta rumah sakit integrasi
vertilcal. “Kami membuka peluang investasi berupa hotel, apartemen, dan
ruang konvensi,” tuturnya.
Di bidang pariwisata, Irwan menuturkan, setelah berhasil memperoleh
penghargaan World’s Best Halal Culinary Destination dan World’s Best
Halal Destination & World Halal Tourism Award 2016, Sumatera Barat
dianggap sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, setelah
Bali dan Yogyakarta. “Pemandangannya menakjubkan, begitu pula dengan
keunikan budayanya. Kesempatan berinvestasi di sektor pariwisata terbuka
lebar, mulai hotel, resor, lapangan golf, MICE, hingga travel agent,”
tuturnya.
Beberapa spot destinasi menarik yang bisa dikunjungi, di antaranya Pulau Mentawai yang dikenal dengan
spot diving, surfing, dan
snorkeling nan menakjubkan, juga Kawasan Wisata Laut Terpadu Mandeh yang sohor dengan sebutan ‘The South of Paradise”.
Adapun di bidang industri, Irwan mengatakan, Pemprov Sumatera Barat
saat ini sedang mengembangkan kawasan industri yang berlokasi di Resor
Anai, Kabupaten Kayu Tanam, untuk pengolahan dan pemasaran bubuk cokelat
dan permen cokelat.
Pemprov juga menyiapkan kawasan industri untuk pergudangan,
manufaktur, serta pusat bisnis dan jasa di Kabupaten Padang Pariaman.
“Setelah menyelesaikan syarat dan prosedur investasi, seperti lisensi
investasi, surat informasi ketersediaan lahan, dan izin kerja, dalam
tiga jam investor sudah bisa memulai bisnis di Sumatera Barat,” katanya.
Majalah Tempo, edisi 24 September – 1 Oktober 2017
Sumber: irwan-prayitno.com