2015 - PKS Sumbar
News Update
Loading...

19 Oktober 2015

Tantangan Pengurus Baru Lebih Besar

Tantangan Pengurus Baru Lebih Besar

IRSYAD SYAFAR PIMPIN PKS SUMBAR

PADANG, HALUAN – Anggota DPRD Su­ma­te­ra Barat Irsyad Syafar terpilih sebagai ketua De­wan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Ke­adilan Sejahtera (PKS) Sumbar periode 2015-2020 menggantikan Trinda Farhan pada musyawarah wilayah ke-IV, 18 Oktober 2015 di Hotel Pangeran Beach.
Selain memilih DPW yang masuk sebagai salah satu unsur Dewan Pengurus Tinggi Wilayah (DPTW) PKS Sumbar,  juga terpilih Dewan Syariah Wilayah (DSW) dan Majelis Pertim­bangan Wilayah (MPW).  Ketua Majelis Pembina Wi­la­yah (MPW) dipegang oleh Walikota Padang, H. Mah­yeldi Ansarullah SP, didam­pingi Sekretaris Ha­dison, SSi.Apt.

Sementara untuk DSW, H Dzul Adli Lc dipercaya sebagai ketua dengan sekre­taris Budiman S.Ag, MM. Dalam orasi politiknya, Irsyad Syafar menyebut kepengurusan edisi 2015-2020 ini langsung dihadap­kan pada pekerjaan rumah besar, yakni pelaksanaan pilkada serentak pada 9 Desember 2015.
Menurut suksesor Trin­da Farhan Satria, pada haja­tan besar ini, PKS me­miliki sejumlah jagoan yang nota­bene adalah kader me­reka langsung, di antaranya Ca­lon Gubernur Sumbar Ir­wan Prayitno, Calon Wa­kil Bupati Agam Trinda Farhan Calon Wakil Bupati Tanah Datar Sultani serta Calon Wakil Walikota Bu­kittinggi Marfendi.

“Kami pengurus yang baru, mengalami tantangan yang berat. Karena, capaian pengurus sebelumnya luar biasa. Periode sebelumnya berhasil menduduki posisi gubernur dan dua posisi walikota,” kata Pendiri Pon­dok Pesantren Ar-Risalah di Kota Padang itu

Alumnus Quwait Uni­versity dan Kairo University ini, pengurus baru PKS Sumbar bertekad terus me­ning­katkan capaian itu. Selain itu, ingin jadi salah satu provinsi terbaik yang diusung kader-kader PKS dalam berkhidmat (mela­yani) bangsa dan negara.

Sementara itu, Trianda Far­han Satria sebagai Ketua DPW sebelumnya menga­ta­kan, dengan terbentuknya ke­pengurusan yang baru di­harapkan ke depan PKS Sum­bar bisa lebih baik lagi.  Se­bagai partai dakwah PKS, se­­but diharapkan mam­pu mem­­­bawa kema­juan di­te­ngah-tengah ma­sya­rakat. Ser­­ta bisa me­ne­gakkan ke­a­di­lan dan mela­wan keza­li­man.

“Selain itu, dengan ter­ben­­tuknya pengurus baru, diharapkan kader-kader terbaik yang bisa mewakili partai sebagai kepala daerah juga bisa lebih banyak lagi,” ucap Trinda.

Tahun sekarang, lanjut­nya, ada empat kader PKS yang maju sebagai calon kepala daerah. Diharapkan jumlah tersebut bisa ber­tam­bah pada pilkada beri­kut­nya. Ketua Bidang DPP wilayah daerah Sumbagut Hermanto pada dialog to­koh di Muswil PKS menye­but Muswil ke-4 DPW PKS Sumbar adalah pelaksanaan Muswil terakhir DPW-DPW di lingkungan Wilda Sumbagut. Selain memilih kepemimpinan baru, juga dilakukan perumusan ke­bija­kan partai dan sikap politik, serta dimeriahkan dengan dialog tokoh.

Berkhidmat pada rakyat dimaknai pada pengokohan pelayanan melalui konso­lidasi struktur dan kader untuk memperluas ruang dakwah kultural. Muswil kembali juga menegaskan jati diri partai, yaitu sebagai partai bersih, peduli dan professional.

Hal yang spesifik dari Muswil ke-4 DPW PKS yaitu kebersamaan untuk me­nyon­song Pilkada seren­tak “Menyonsong pilkada terse­but, DPP PKS Wilda Sum­ba­gut mambackup DPW PKS Sumbar dalam meng­konsolidasi struktur, kader dan simpatisan untuk me­me­nangkan pasangan yang diusung oleh PKS Sum­bar,” tukas Hermanto.

Menurut Hermanto, pa­da Munas Partai Keadilan Se­jah­tera (PKS) September lalu ditetapkan pemekaran Wilda Sumatera menjadi Wilda Sumbagut dan Wilda Sumbagsel. Wilda Sum­bagut mencakup lima pro­vinsi, antara lain Nanggroe Aceh Darussalam, Sumbar, Su­mut, Riau dan Ke­pu­lauan Riau.  Munas sebagai helat nasional dijabarkan kem­bali pada tingkat pro­vinsi, yaitu Muswil, dan selan­jutnya tingkat Musda. (h/mg-len/mat)

18 Oktober 2015

Pendiri Ar-Risalah Pimpin PKS Sumbar

Pendiri Ar-Risalah Pimpin PKS Sumbar

RMOL. Pendiri Pondok Pesantren Ar-Risalah di Kota Padang, Irsyad Syafar ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Sumatera Barat. Jebolan Quwait University dan Kairo University ini menjabat sebagai Ketua Bidang Kaderisasi DPW PKS Sumbar pada periode sebelumnya.

"Kami pengurus yang baru mengalami tantangan yang berat karena capaian pengurus yang sebelumnya luar biasa. Periode sebelumnya berhasil menduduki posisi gubernur dan dua posisi walikota," kata Irsyad saat menyampaikan pidato politik di Padang, Sumbar, Sabtu (17/10/) kemarin.

Pengurus baru PKS Sumbar bertekad terus meningkatkan capaian itu dan ingin menjadi salah satu provinsi terbaik yang diusung kader-kader PKS dalam berkhidmat atau melayani bangsa dan negara.

"Visi pelayanan ini adalah visi kemuliaan. Allah akan menolong hamba-Nya yang senantiasa menolong hamba-hamba-Nya yang membutuhkan. Mereka adalah orang yang terdepan dalam melayani dan menghilang saat urusan kekuasaan,” tambah Irsyad.

Sementara itu pada Musywarah Wilayah ke-4 PKS Sumbar, Ketua Panita Rahmat Saleh melaporkan adanya sejumlah kegiatan yang mengiringi, diantaranya pembagian 4.000 masker korban asap di Sumbar serta pengobatan gratis dan pasar murah. Pada Jumat (16/10) malam juga digelar acara silaturahim yang dihadiri setidaknya 600 tokoh dan lima calon kepala daerah yang diusung PKS dalam Pilkada Serentak 2015 di Sumbar.

Pada Muswil kali ini hadir Ketua Wilayah Dakwah Sumatera Bagian Utara DPP PKS, Dr Hermanto, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPP PKS Khairul Anwar, dan calon Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Berikut susunan Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Sumatera Barat 2015-2020: Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Mahyeldi, SP; Sekretaris MPW Hadison; Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) Zul Adli; Sekretaris DSW Budiman, S.Ag, MM; Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Irsyad Syafar, Lc. M.Ed; Wakil Ketua Umum DPW Nurfirmanwansyah, Apt; Sekretaris Umum DPW Bustami Hidayat, SP, MSi; Bendahara Umum DPW Muslim M Yatim, Lc; dan Ketua Bidang Kaderisasi DPW Muhamad Yasin, Lc. [rus]

rmol.co, 18 Oktober 2015

17 Oktober 2015

Jelang Pilkada Serentak, PKS Sumbar Kumpulkan Semua Paslon yang Diusung

Jelang Pilkada Serentak, PKS Sumbar Kumpulkan Semua Paslon yang Diusung

PADANG | DNA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus memanaskan mesin politiknya di daerah jelang pilkada serentak. Salah satunya dengan mengonsolidasikan seluruh pasangan calon yang diusung.

Sejumlah calon kepala daerah yang diusung dan didukung PKS hadir untuk saling bertukar pikiran dengan sejumlah tokoh masyarakat dalam Dialog Bersama Tokoh di Hotel Pangeran Beach, Padang, Sumbar, Jumat (16/10/2015) malam.

Selain jelang pilkada serentak, kegiatan tersebut juga digelar dalam rangka Musyawarah Wilayah ke-4 PKS Sumatera Barat pada Sabtu-Ahad (17-18 Oktober 2015). Seperti tema Munas DPP dan Muswil beberapa DPW sebelumnya, Muswil DPW PKS Sumbar juga menegaskan kembali peran PKS sebagai pelayan masyarakat dengan tema 'Berkhidmat untuk Rakyat'.

“PKS akan menjadi partai dakwah yang kokoh dalam berkhidmat untuk umat bangsa dan negara. Penekanannya adalah pada berkhidmat untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” kata Sekretaris Jenderal DPP PKS Taufik
Ridho.

Taufik mengatakan, para kader yang diberi kesempatan memimpin harus memanfaatkan kekuasaannya itu untuk membawa perbaikan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Sementara itu PKS sadar bahwa perbaikan masyarakat tidak bisa dilakukan dan dikerjakan oleh PKS sendiri.

Sementara Ketua DPW PKS Sumatera Barat Trianda Farhan Satria menambahkan, untuk melayani rakyat di Sumbar, diperlukan kesatuan langkah dari berbagai unsur, terutama para tokoh masyarakat, nini-mamak, cerdik pandai,
ulama, dan semua elemen anak nagari.

"PKS ingin mewujudkan Sumatera Barat yang madani dan memiliki peradaban yang tinggi,” kata Trianda.

Trianda yang saat ini menjadi calon wakil bupati Agam juga menambahkan bahwa sikap dan perilaku melayani rakyat harus menjadi karakter kader PKS.

Pada dialog tersebut, calon gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno yang bergelar Datuk Rajo Bandaro Basa juga mendengarkan masukan dan kritikan dari para tokoh masyarakat.

“Alhamdulillah pada 15 Agustus 2015 kemarin telah selesai masa tugas periode pertama saya sebagai gubernur Sumatera Barat. Saya masih berkeinginan untuk membangun masjid agung besar yang representatif di Sumatera barat,” kata Irwan Prayitno.

Sedangkan Ketua Wilayah Dakwah Sumatera Bagian Utara Hermanto menekankan, upaya PKS selalu mengutamakan nilai (value) sehingga memposisikan dakwah sebagai panglima.

“Jadi politik hanya bagian dari dakwah. Maka para kader PKS apalagi yang menjadi pejabat publik harus menjaga akhlaknya dan perilakunya,” ujar Hermanto.

Saat ini di provinsi Sumatera Barat terdapat 13 kabupaten/kota yang akan menggelar pilkada serentak. Empat kabupaten/kota diantaranya terdapat pasangan calon dari PKS dan partai pendukung.

Hadir dalam dialog tersebut antara lain Ketua Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPP PKS Khairul Anwar, Walikota Payakumbuh Reza Pahlevi, Walikota Padang Haji Mahyeldi Ansharullah, pasangan calon bupati Tanah Datar Kombes Pol Syaherdam dan wakilnya Sultani, pasangan calon walikota Bukittinggi Taslim Chaniago dan calon wakil walikota Marfendi (PAN-PKS), pasangan calon walikota Solok Irzal Ilyas dan calon wakil walikota Alfauzi Bote, pasangan calon bupati Agam Indra Catri dan calon wakil walikota Bupati Agam Trinda
Farhan Satria MT (Gerindra-PKS).(dna/mdn)

01 Oktober 2015

Sikap Komisi I Dinilai Terlalu Berlebihan

Sikap Komisi I Dinilai Terlalu Berlebihan

PADANG, HALUAN-Fraksi PKS DPRD Sumbar  menilai sikap yang ditunjukkan Komisi I DPRD  Sumbar terhadap KPU terlalu berlebihan. Fraksi PKS menilai Komisi I terlalu maju dalam menunjukkan wewenang mereka kepada KPU.

”Kami melihat, sikap yang ditunjukkan Komisi I tersebut terlalu berlebihan ,  terlalu gegabah, dan, bahkan, terkesan terlalu maju dari wewenang yang ada,” ucap Sekretaris Fraksi PKS, Mockhlasin pada Haluan (30/9). Dikatakan Mockhlasin, jika Komisi I merasa ada yang mesti ditindaklanjuti terkait pelaksanaan Pilkada sekarang, mereka tak harus langsung memanggil KPU, tapi persoalan tersebut bisa diproses dengan membuat laporan pada Panwaslu.

Begitu juga dengan LSM yang melaporkan, ia menyebut, temuan yang didapat LSM tersebut tak harus disam­paikan melalui Komisi I, tapi juga bisa disampaikan langsung ke Panwaslu. Sebab, katanya di Panwaslu  sendiri telah terga­bung semua unsur yang bisa menindaklanjuti dugaan pelang­garan dalam Pilkada.

”Di Panwaslu itu  ada unsur jaksa dan kepolisannya. Jika memang ada yang tak berjalan sebagaimana mes­tinya, langsung saja laporkan pada Panwaslu, kenapa Komisi I harus mem­proses hal-hal spesifik seperti data ijazah dan persoalan reke­ning seperti itu,” ucapnya.

Jikapun harus melakukan pe­mang­gilan, lanjut Mocklasin, hal yang mesti dibahas Komisi I lebih tepat harusnya berkaitan laporan keseluruhan di setiap tahapan pilkada.

“Sementara, persoalan yang di­minta Komisi I untuk dikla­rifikasi KPU, yakninya berkaitan dengan Rekening atas nama tim pemenangan, serta adanya data ijazah yang disebut-sebut palsu, tak mesti memanggil Komisioner KPU ke DPRD,”katanya.

Tak hanya menilai, tindakan Ko­misi I terlalu terlalu berle­bihan, ia juga menilai keputusan KPU mengutus Kabag Hukum KPU Sumbar untuk mengklari­fikasi persoalan yang di­perma­salahkan juga sudah tepat.

“Masalah data ijazah dan rekening itu kan berkaitan de­ngan administrasi, saya kira memang sudah tepat KPU me­ngu­tus Kabag Hukum untuk mengklarifikasi dan menje­laskan­nya,” pungkas Mockhlasin.

Tak jauh berbeda dengan Mo­ck­hlasin Ketua Fraksi Gerindra, Hidayat juga mengungkapkan hal yang sama.

“Kami menaruh kepercayaan pada Komisi I. Namun,  KPU tak bisa langsung dijustis begitu saja, dikatakan, tidak selalu datang setiap diundang. Harus ada dulu kebenarannya. Jika Komisi I ingin memproses ini,  kami hargai, silahkan diproses. Tapi jika ada muatan tertentu di lain objek­tivitas penganggaran, kami berada di luar itu, kami tidak akan mendukung,” tegas Hidayat. (h/mg-len)

Haluan, 1 Oktober 2015

16 Juli 2015

Pilgub Sumbar Tiga Pasang

Pilgub Sumbar Tiga Pasang

PADANG, HALUAN — Peta pertarungan calon gubernur Sumatera Barat semakin me­ngerucut. Irwan Prayitno dan Nasrul Abit (IP-NA) telah men­deklarasikan diri sebagai pasa­ngan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partai Gerindra dan PKS. Keluarnya surat yang ditandatangani Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto  juga mempertegas pertalian dua belah pihak sudah mendekati final jelang pendaftaran di KPU pada 26 Juli mendatang. Gerindra yang memiliki 8 kursi di DPRD Sum­bar dan PKS yang memiliki 7 kursi, menjadikan duet ini klop dengan 15 kursi.
Apa yang sudah dideklara­sikan ini, mengundang perhatian banyak pihak tentang nasib pasa­ngan Mulyadi-Fauzi Bahar dan Muslim Kasim- Shadiq Pasadigoe  (MK-SP) yang sudah digadang-gadang sejak lama.

Lahirnya putusan Mahkamah Konstutusi (MK) yang meminta anggota dewan mundur dan lahir­nya deklarasi IP-NA, semakin memperkuat keputusan MK-SP untuk maju. Bahkan, DPD Gol­kar Padang yang sebelumnya bersuara lantang mendukung Hendra Irwan Rahim, kini malah bersuara lantang menyuarakan Shadiq Pasadigoe. Artinya be­berapa dukungan sudah mengarah ke pasangan ini.
Plt Wakil Ketua DPD Golkar Sumbar Zulkenedi Said menga­takan, belum ada putusan resmi, tetapi petunjuk dari pusat mem­perlihatkan adanya restu untuk pasangan ini. “Kami sudah me­ngajukan tiga nama, yaitu Muslim Kasim, Sha­diq Pasadigoe, Syamsu Rahim. Tampaknya ya  pusat merestui hubungan ini (MK-SP, red) dan kami siap berkoalisi dengan PPP,” ucap Zulkenedi ketika dihubungi, Selasa (14/7).

Meskipun di tubuh Golkar kubu Agung sudah ada sinyal, Golkar kubu ARB menyatakan siap memberi kejutan di detik-detik pendaftaran, siapa calon yang akan diusung. Baik Golkar kubu Agung dan Golkar kubu ARB memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan calon masing-masing. Jika ternyata calon yang diajukan kedua kubu orang yang sama, ini tidak masa­lah. Tapi jika dua kubu memun­culkan calon yang berbeda, maka pusat akan menjadi penentu.

“Kami saat ini hanya wait and see dulu. Habis lebaran, baru kami bergerak,” kata Ketua Pen­jaringan Calon Kepala Daerah Golkar Yulman Hadi.

Di tubuh PPP sendiri, Ketua Penjaringan Calon Kepala Daerah PPP kubu Martias Tanjung juga mulai mengambil ancang-ancang agar pasangan MK-SP maju. PPP malah berencana menjalin trio bukan duet untuk pasangan gu­bernur Sumbar. Yaitu, Muslim Kasim, Shadiq Pasadigoe dan Syamsu Rahim.
Hingga kini, PPP memang belum mententukan siapa saja pasangan yang akan diusungnya. PPP sebagai partai peraih 8 kursi di DPRD Sumbar, menginginkan pada kesempatan kali ini menjadi pengusung bukan pendukung dan memilih calon yang akan menang.

Asrinaldi sendiri mengaku, pihaknya diundang dalam sebuah pertemuan para partai politik di Singapura beberapa waktu lalu. Namun, dengan alasan lain, pi­hak­nya memilih tidak menghadiri pertemuan.

“Kami sudah menjalin diskusi hingga tengah malam, tapi kepu­tusan juga belum didapat. Kami harap calon maupun masyarakat bersabar. Kami ingin calon yang menang,” ucapnya. Asrinaldi sendiri melihat, tren di masya­rakat untuk pemilihan gubernur masih belum berubah. Tetap melihat para calon sebagai orang yang sudah berusaha dari bawah.

Batanggo naiak, bajanjang turun. Masyarakat masih me­makai prinsip ini,” ucap Asri­naldi.
Artinya, masyarakat tidak akan menjatuhkan pilihan begitu saja jika tidak melihat perjuangan yang dilakukan para calon. Para calon yang sering bertemu mas­yarakat, memulai usahanya dari bawah lebih dihargai, Karena sudah memiliki ikatan emosional yang cukup tinggi. Seperti hubu­ngan bupati dengan niniak mamak maupun wakil bupati dengan tokoh masyarakat.

Kemudian, dengan kondisi ini, duet antara Mulyadi dan Fauzi Bahar akan semakin menguat. Ketua DPD Demokrat Sumbar Josrizal Zain tidak membantah jika duet ini kemungkinan besar terjadi. Koalisi besar pun siap tercipta. Yaitu Demokrat (8), PAN (8), Nasdem (6), Hanura (5), PDIP (4), PBB (1) dan PKB (1) hingga menghasilkan 33 kursi.

“Kami harapkan dalam dua hari ini selesai. Sebagai anggota dewan, Mulyadi perlu membi­carakan ini dengan keluarga be­sar­nya tentang rencana mundur. Hanya tinggal menunggu itu saja,” ucap Josrizal.
Di lain pihak, meskipun su­dah disebut-sebut akan mengusung pasangan Fauzi Bahar dan Mul­yadi, Ketua DPD PDIP Sumbar Alex Indra Lukman menyatakan belum memberikan dukungan terhadap pasangan Mulyadi-FB.

“Kami hingga saat ini masih mengharapkan pertarungan head to head terjadi di Sumbar dan sedang mengusahakan itu,” ucap Alex mewakili  Koalisi Sumbar Bangkit.

Hal yang sama juga dikemu­kakan DPW Nasdem Sumbar. Ketua Tim Pilkada DPW Nas­dem Sumbar, Marsa Nova An­desra mengatakan bahwa, apapun isu atau wacana yang berkembang di luar Nasdem tidak terlalu mempersalahkan, karena seja­tinya DPW Nasdem Sumbar te­tap menunggu putusan dari DPP terkait siapa nama calon gubernur dan wakil yang akan diusung.
“Kita masih menunggu kepu­tusan dari DPP,” katanya.

Ia berasumsi bahwa DPP sudah mengantongi nama-nama orang yang akan diusung untuk pilkada Sumbar, namun ke DPW DPP belum mau sampaikan. Yang jelas pasangan calon dari Nasdem itu akan dideklarasikan dalam waktu dekat.

“Waktunya belum kita pasti­kan, yang jelas sebelum 26 Juli atau sebelum pendaftaran ke KPU,” ujar Andes yang juga merupakan Wakil Ketua DPW Nasdem Sumbar.

Sementara itu, Sekretaris DPW Nasdem Sumbar, Marhadi Effendi mengatakan keputusan MK tentang pencalonan beberapa waktu lalu membuat peta politik di Sumbar kacau. Calon yang awalnya sudah memiliki pasangan bubar lagi karena pasangan mere­ka yang dari DPR dan DPRD memilih mundur dari calon.

Terkait dengan pertemuan Singapura, Sekretaris penyaringan Calon Kepala Daerah (Cakada) DPW Nasdem Sumbar Budi Pra­koso menyebutkan tak satupun wakil Nasdem yang ikut serta pada iven itu. “Itu urusan yang ber­temu, bukan juga membicarakan koalisi. Nasdem sejauh ini belum menentukan koalisi dengan siapa. Nasdem belum kemana-mana,” lanjut Joe lagi.

Sekarang, Nasdem sedang melakukan finalisasi pasangan calon dan koalisi di tingkatan DPP. Dipastikan Joe, Nasdem tak akan picik dalam menentukan koalisi dalam Pilgub mendatang. Nasdem tidak akan melihat larat partai, apakah dari kubu KMP atau KIH.  “Tidak ada kubu-kubuan. NasDem siap berkoalisi dengan siapa saja. Arahnya, Nasdem ingin play to win. Koalisi dengan siapa saja bisa,” kata Joe.

IP Tetap Ungggul

Pengamat Politik dari Uni­versitas Andalas Asrinaldi me­nilai, dengan kemungkinan tiga pasangan calon gubernur yang akan muncul, pasangan IP-NA tetap berada di posisi teratas. Besarnya kekuatan IP-Na ini bisa dilihat dari posisi IP sebagai petahana, memiliki mesin politik yang baik dan memiliki relawan yang militan dan tidak dimiliki partai lain.

“Tidak hanya itu, NA sebagai penguasa Pesisir Selatan selama dua periode tidak bisa diabaikan. Jika tidak 100 persen, 80 persen suara bisa diraih di Pessel untuk Nasrul Abit,” katanya.

Kemudian, IP sebagai peme­gang kekuasaan selama lima tahun di Sumbar, telah memulai usahanya-usahanya sejak jauh hari. Jika saat ini calon lain masih sibuk dengan rapat-rapat, maka IP lebih banyak bergerak di tengah masyarakat.

“Jika calon lain ingin menya­ingi atau membuat seimbang, maka dalam waktu enam bulan ini harus bergerak habis-habisan. Menciptakan relawan yang mili­tan dan menciptakan mesin po­litik yang bergerak aktif,” ucapnya.

Terhadap Mulyadi sendiri, Asrinaldi melihat apa yang dila­kukan oleh Mulyadi dengan menebar spanduk, sosialisasi di tengah masyarakat sudah mem­buahkan hasil yang positif mes­kipun belum maksimal.

Kemudian jika melihat kekuatan Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) untuk Muslim Kasim, Asrinaldi sedikit melihat keraguan di tubuh ang­ggota paguyuban ini. Ia sendiri mengakui bahwa PKDP pa­guyu­ban yang solid, namun ada  faktor lain yang membuat tidak semua anggota PKDP memberikan du­kungan.

Jika membandingkan elekta­bilitas masing-masing calon saat ini, Asrinaldi melihat IP masih memiliki elektabilitas yan cukup tinggi dibanding yang lain.

Di sisi lain, Koordinator LSI Sumbar Edi Indrizal justru me­nge­mukan sebaliknya. Pilgub ini begitu berat bagi IP. Ia sendiri menilai, dari peta Pilgub di Sumbar, jumlah petahana yang bertahan dengan yang berguguran sangat sedikit.

“Beratnya Pilgub ini bagi IP, juga dilihat dari posisi lawan yang bisa mengimbangi IP sebagai petahana. Baik itu dari sisi po­pularitas, kesukaan, maupun basis massa,” ucap Edi.

Edi melihat, Mulyadi dan Shadiq Pasadigoe merupakan lawan yang perlu diwaspadai IP, dibanding yang lain. Hal ini jika melihat basis massa yang dimiliki kedua lawannya ini. Mulyadi yang menguasai, Agam, Bukitinggi, Limapuluh Kota dan Paya­kum­buh dan Shadiq dengan Tanah Datar yang memiliki suara ter­banyak setiap pemilu. Sementara IP lebih aktif bergerak di dapil Sumbar I yaitu Padang.

Hingga saat ini Edi melihat kemungkinan dua pasangan calon gubernur Sumbar masih terbuka lebar. Namun, jika munculnya tiga pasang calon tak terbendung, maka posisi Mulyadi dengan pasa­ngan­nya cukup kuat disusul dengan Shadiq bersama MK. (h/eni/mg-rin)

harianhaluan.com 15 Juli 2015

11 Juli 2015

1.200 Personil Amankan Lebaran di Sumbar

1.200 Personil Amankan Lebaran di Sumbar

PADANG, HALUAN — Dua pertiga kekuatan Polri di Sumbar, plus instansi terkait seperti TNI, Dishub dan Pol PP serta unsur lainnya, terlibat pengamanan Lebaran melalui Operasi Ketupat Singgalang 2015.

Pasukan yang terlibat, unjuk kekuatan dalam apel yang dipimpin Gubernur Irwan Prayitno di Ruang Terbuka Hijau Taman Imam Bonjol Padang, Kamis (9/7).  Gubernur mengatakan, dua pertiga kekuatan itu yang jumlahnya mencapai 1.200 personil itu akan dibagi di 84 pos pengamanan dan pelayanan mudik untuk mengamankan lalu lintas.

Diperkirakan jumlah pemudik pada tahun ini meningkat hingga 20 persen dibanding lebaran tahun sebelumnya. Pemudik akan memuncak pada H-3 sampai pada H+3 lebaran.

Dalam hal ini, kepolisian dan instansi terkait juga bekerjasama dengan pihak Jasa Raharja menghadapi lebaran 1436 dimulai dari H-7 sampai H+7. Kerjasama ini antara lain, adanya pos di Lading Padi Lintas Sumatra Kota Padang, Terminal Aur Kuning Bukittinggi dan Terminal Bareh Solok.

“Secara protap dan SOP kegiatan operasi ketupat Singgalang sudah berjalan lancar termasuk laporan tahun lalu, juga sukses. Untuk itu, diharapkan tahun ini akan lebih baik lagi,” ujar Irwan.
Sementara itu, beberapa lokasi rawan macet di Sumbar akan dipetakan menjadi 24 lokasi yang tersebar di Padang-Bukittinggi-Payakumbuh-Malibo Anai-Sitinjau Lauik-Jalur Masuk Jam Gadang-Pasar Pa­dang Luar Kilometer 86.

Sejumlah daerah juga meng­gelar apel serupa di wilayah masing-masing. Kapolres Sijun­jung AKBP Dwi Sulistyawan pada apel tersebut mengatakan, ada 222 personil yang terlibat dalam operasi serupa di Sijunjung.

“Untuk mengantisipasi keja­ha­tan di masyarakat, kami tugas­kan anggota untuk melakukan patroli dan mengawasi kawasan-kawasan rawan tindak kejahatan, seperti pencurian serta aksi keja­hatan lainnya” ungkapnya.

Dwi menambahkan pengama­nan Lebaran juga dibantu dari jajaran TNI untuk mem-back up pengamanan, dan juga dibantu dari Dishub, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan.

Di Batusangkar, Kapolres Tanah Datar AKBP Nina Febri Linda menyebutkan tahun ini operasi ketupat juga didukung unsur TNI, Pol PP, Dishub, BPDB, Dinas PU dan Kesehatan. Sedangkan, ada 315 personil yang terlibat, 206 di antaranya adalah anggota Polri. Hal ini dikatakan Nina pada  apel gelar pasukan pengamanan Idul Fitri 1436 H di depan lapangan Cindua Mato, Batusangkar, Kamis (9/7).

“Tahun ini kita mendirikan empat Posko, dua posko pela­yanan yaitu di Ombilin dan Sungai Tarap, dua Pospam yaitu di depan lapangan Cindua Mato dan di Lima Kaum,” sebut Kapo­lres AKBP Nina Febri Linda.

Dikatakan Nina, selama Ra­madan setiap hari Polres bersama jajaran hingga Polsek rutin meng­gelar razia miras dan berbagai jenis mercon yang mengganggu masyarakat dalam melaksanakan ibadah. “Saat ini sebanyak 60 ribu buah mercun dengan berbagai jenis dan merek kita musnahkan, ini sangat mengganggu masya­rakat dalam melaksanakan iba­dah shalat tarwih dan sahur dan shalat subuh,” sebut Kapolres.

Sementara itu, Kepolisian Resor Agam melibatkan 243 personil untuk  Hari Raya Idul Fitri 1436 (Lebaran) Hijriah Tahun 2015. Menurutnya seluruh personil sudah dipersiapkan sebaik mungkin sehingga pelak­sanaan operasi ketupat bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Agam, AKBP Eko Budhi Purwono, usai apel gelar pasukan pengamanan, hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah,  di halaman Mako Polres Agam, Kamis (9/7). Ia mengatakan sejak jauh- jauh hari pihaknya sudah mempersiapkan kesiapan dalam menyongsong, pengamanan operasi ketupat.  (h/mg-win/ogi/fma/yat)

harianhaluan.com 10 Juli 2015

09 Juli 2015

Pagi Salat Istisqa, Malam Hujan Mulai Turun

Pagi Salat Istisqa, Malam Hujan Mulai Turun

PADANG, HALUAN — Se­la­ma bulan puasa ini Kota Padang dan daerah lainnya mengalami kemarau berke­panjangan. Hujan tak turun-turun. Tanaman meranggas karena kekeringan.
Melihat kondisi de­mi­kian, Pemerintah Kota Pa­dang menggelar salat Istisqa (salat minta hujan) di pela­taran parkir Kantor Balai­kota di Aia Pacah, Selasa (7/7). Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemko Padang terlihat khu­syuk mengikuti pelaksanaan salat tersebut.

Sekitar pukul 08.00 Wib, seluruh ASN sudah ber­kumpul di halaman parkir Balaikota. Mereka mengisi tikar-tikar yang telah di­siapkan panitia. Setelah saf mulai terisi penuh, pelak­sanaan salat dimulai.

Walikota Padang H. Mah­yeldi Ansharullah ke­mudian menaiki mimbar. Wako menyebut digelarnya salat Istisqa karena selama ini Kota Padang terlihat mengalami kekeringan. "Li­hat tanaman di sekitar kita mulai menguning, rumput banyak yang mati, sawah sudah kering dan di kawasan tertentu air sudah mulai berkurang. Karena itu sesuai ajaran Islam maka shalat Istisqa' kita gelar," katanya.

Wako berharap, seluruh ASN yang berkumpul dalam pelaksanaan shalat Istisqa' ini dalam keikhlasan se­hingga nantinya Allah SWT akan mengabulkan harapan dan doa nantinya. Pelak­sanaan shalat Istiqa' sengaja dilakukan di Kantor Balai­kota di Aia Pacah. Sehingga kantor tidak saja dijadikan tempat untuk bekerja, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Mudah-mudahan dengan keikhlasan  dan harapan, doa kita saat shalat Istisqa' terkabul," sebutnya.

Shalat Istisqa' memang jarang dilakukan di Kota Padang. Khatib shalat Is­tisqa' H. Sobhan Lubis sem­pat memaparkan prosesi shalat Istsiqa' di depan selu­ruh jamaah. Shalat Istisqa' hampir sama dengan shalat Ied, dua rakaat dengan tujuh kali takbir serta dengan niat meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan.

H. Sobhan Lubis dalam khut­bahnya mengatakan bala ditu­runkan Allah SWT kepada umat­Nya bukan tanpa sebab. Bala itu datang kepada umat manusia yang memandang rendah suatu bala. Kemudian bala datang ketika terjadi maksiat secara terang-terangan."Bala datang kepada umat yang zalim kepada orang lain, saling menggunjing serta senang mengambil yang haram," sebutnya.

Di sisi lain, khatib mengata­kan bahwa di antara bala yang ditu­runkan itu yakni kekeringan. "Air sumber kehidupan. Air meru­pakan rahmat. Akan tetapi air yang turun juga terkadang tak bermanfaat seperti banjir," tam­bahnya.

Pelaksanaan salat Istisqa yang dilakukan Pemko Padang men­dapat respon dari masyarakat sekitar. Masyarakat pada umum­nya sangat mendukung pelak­sanaan salat Istisqa. Hal itu diutarakan Yeli. Wanita yang berdomisili di Balai Baru, Ku­ranji itu sangat berharap setelah shalat Ististqa hujan segera turun sehingga kekeringan yang me­landa selama ini dapat berlalu. "Tanaman banyak meranggas, cuaca juga sangat panas. Mudah-mudahan setelah ini hujan," se­butnya seakan mewakili suara masyarakat banyak.

Alhamdulilah, doa masya­rakat dikabulkan oleh Allah SWT. Malam harinya, setelah salat tarawih hujan mulai turun di beberapa lokasi di Kota Padang seperti di Gunung Pangilun dan Tabing. Meski hanya berupa geri­mis, namun cukup untuk membasasi tanah yang sudah kering. (h/rel/ows)

harianhaluan.com 8 Juli 2015

28 Juni 2015

Iblis, Si Pencuri

Iblis, Si Pencuri

Iblis makhluk Allah terlaknat telah bersumpah dihadapan Allah bahwa ia akan menghalangi hamba-hambaNya dari jalan yang lurus. Ia juga telah bersumpah akan menggoda manusia dari arah depan, arah belakang, dari kanan dan kiri manusia. Target akhirnya agar kebanyakan manusia tidak bersyukur, tidak menyembah Allah, dan seterusnya. (Dlm QS Al A'raf: 16-17)

Karenanya, iblis tidak pernah berputus asa mengumpulkan sebanyak-banyaknya pengikut setia. Untuk kelak menjadi temannya di neraka. Dengan melancarkan berbagai tipu daya dan godaan, yang penting target tercapai.

Adakalanya targetnya adalah menjerumuskan manusia ke dalam maksiat. Atau menghalangi manusia dari berbuat baik. Atau merusak amalan orang-orang yang sudah selesai beramal, agar tidak jadi berbuah pahala.

Untuk hal yang terakhir di atas, ini merupakan tantangan bagi para mukminin dalam beramal. Kalau terhadap orang-orang awam iblis mungkin menjerumuskan mereka ke dalam maksiat, maka untuk orang yang beriman, atau terbiasa beramal shaleh, iblis kerjanya adalah mencuri amalan atau pahala mereka. Sehingga amalan yang sudah dikerjakan dengan baik, rusak setelah itu oleh jebakan iblis.
Awalnya sebuah ibadah sudah dikerjakan secara rahasia. Tapi karena liciknya iblis dan piawainya ia dalam mencuri, maka ibadah itupun bisa dicuri pahalanya. Yaitu mengalihkan amalan yang rahasia tersebut menjadi terang-terangan.

Beberapa kejadian sederhana berikut, bisa kita jadikan contoh sekaligus kita waspadai agar tidak kecurian:

Pertama, misalnya salah seorang kita agak sering berpuasa sunnat senin kamis. Namun suatu kali, iya tdk berpuasa di hari kamis. Lalu ia sembunyikanlah tidak puasa ini dengan makan dan minum ditempat yang lain yang tersembunyi. Sehingga terkesan oleh khalayak bahwa dia tetap puasa. Ini bisa masuk dalam katagori syirik kecil atau riya. Kalau ingin ikhlas, baiknya ia makan dan minum didepan orang lain.

Kedua, ada orang yang menceritakan kepada orang lain bahwa dia sudah puluhan tahun puasa sunnat. Dalam hati dia bermaksud memberi contoh atau mengajarkan kepada orang lain. Tapi iblis tetap bisa merusak hati dan niatnya dalam waktu-waktu setelah itu.

Ketiga, seseorang diajak makan oleh teman atau tetangganya. Lalu dia menjawab, "Maaf, ini hari kamis..." maka jawaban ini memberi kesan kepada orang lain bahwa dia rajin dan sering puasa setiap kamis. Padahal itu kalau dijawab, "Maaf saya puasa..." itu sudah cukup.

Keempat, seseorang terlihat mengantuk di pagi hari... dia ingin agar terkesan ia qiyamullail tadi malam... ini juga bisa menjadi jebakan iblis.

Atau contoh yang kelima, kita sudah puasa hari ini, atau shalat qiyam dengan lebih baik dan panjang, atau sudah banyak tilawah dan dzikir. Tapi diwaktu yang sama kita memandang orang lain yang tidak seperti kita, tidak puasa atau tidak qiyam, mereka lebih hina dan agak dibawah kita levelnya...
Ini juga merupakan akal bulus dan tipuan iblis yang terkenal punya slogan : "Aku lebih baik dari padanya, aku dari api, sedangkan dia dari tanah..."

Dalam momen bulan ramadhan ini, ditengah kompetisi amal shaleh yang terus kita pacu, disaat kita mulai menapaki hari-hari semakin bernilai di bulan ramadhan, kita mesti tetap waspada terhadap pencuri amal shaleh kita. Jangan sedikitpun terasa dalam hati dan perasaan bahwa kita telah lebih baik dari orang lain....

Orang beriman akan senantiasa meminta kepada Allah agar dibantu dan ditolongNya untuk berdzikir, bersyukur dan beribadah kepadaNya, dengan sebaik-baiknya...

Irsyad Syafar
"Menikmati" Amal Saleh

"Menikmati" Amal Saleh

Kita perlu naik kelas dalam beribadah dan beramal shaleh. Dari sebelumnya menunaikan ibadah, naik ke arah menikmati ibadah. Sebab, kesan yang muncul dari menunaikan itu adalah sekedar lunasnya hutang, tunainya kewajiban. Sedangkan menikmati ibadah, kita betul-betul merasakan kenyamanan, ketenangan, kebahagian dan "manisnya" ibadah.

Indikasi sederhananya bila kita menikmati sesuatu, kita akan betah berlama-lama dengan sesuatu tersebut, larut bersamanya serta tak merasakan waktu berlalu dan lelahnya fisik saat melakukannya.
Allah SWT mengisyaratkan kandungan ini secara tidak langsung dalam beberapa ayatnya dengan beberapa kalimat, "Bertaqwalah dengan sebenar-benarnya taqwa..." atau "Berjihad dengan sebenar-benarnya jihad..." atau, "Membaca Al Quran dengan sebenar-benarnya tilawah..." dalam bahasa haditsnya, "Merasakan manisnya iman...". Intinya, beribadah dengan sebenar-benarnya ibadah. Tidak terpaksa melakukannya apalagi sampai bermain-main.

Sepuluh hari sudah ramadhan bersama kita. Harusnya, dalam rentang waktu tersebut, dengan berbagai amal shaleh atau ibadah berdosis tinggi (di bulan-bulan sebelumnya tidak seperti ini), kita telah melewati pemusatan latihan yang lumayan. Dan mengalami sedikit perubahan dalam beribadah.
Hari-hari awal ramadhan wajar kita (mungkin) agak terasa berat berpuasa, letih menahan lapar, capek melakukan tarawih, lelah membaca Al Quran.... dan lain-lainnya, karena sebelumnya kurang terbiasa.
Tapi ini sudah sepuluh hari. Tidak makan dan minum 13 jam sudah tidak lagi menjadi beban. Shalat isya dan tarawih dari pukul 19.30 sampai 21.30 atau bahkan pukul 22.00, tidak lagi begitu berat. Tilawah satu juz sehari sudah menjadi ringan.

Maka saatnya kita naik kelas. Kita harus menikmati ibadah ini. Menikmatinya dalam artian meningkat kualitasnya, ada kesabaran di hati untuk tidak cepat selesai, ada tekad yang kuat agar amal shaleh ini sangat layak "dihidangkan" kepada Allah. Mulai serius menghiasinya. Sehingga nantinya di sepuluh terakhir menjadi puncak dan husnul khitam...

Orang beriman sangat menyadari bahwa dia menyembah Allah adalah agar Allah ridha, bukan agar dia puas. Agar Allah senang bukan dia yang senang. Maka pastilah dia akan lakukan dengan penuh ihsan. Seperti yang digambarkan Rasulullah, "Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya. Jika engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia Maha melihatmu..." (dari HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah).

Orang beriman beribadah dan beramal adalah agar amalan itu diterimaNya dan layak diberiNya ganjaran. Pastilah dia akan melakukannya dengan baik, memenuhi rukun dan syarat, menghiasinya dengan yang sunnat, menguranginya dari yang makruh... dan lain sebagainya, sesuai dengan yang layak dan pantas dengan keagungan Allah.

Kalau kita shalat, tapi yang terpikir oleh kita kapan shalat ini akan selesai, kalau kita tilawah, tapi pikiran kita selalu mengingat kapan tuntas satu juz, kalau kita berinfaq, tapi diberikan dengan kasar atau menyakiti sipenerimanya, kalau kita berbagi dan memberi namun hanya yang tidak kita sukai, barangkali memang kita belum menikmati amal shaleh. Kita baru sebatas menunaikannya.

Sebagai ilustrasi, bila seseorang menghidangkan sebuah kue atau makanan yang lezat. Tapi dihidangkan di atas sepatu, dan sepatu itu masih sangat baru dan bersih. Pastilah orang tetap tidak akan mau menyantapnya. Sebaliknya, bila makanan yang sederhana, tapi dihiasi dengan baik, diatas tempat dan piring yang baik, pastilah akan menarik selera orang disekitarnya. (Bagi Allah, perumpamaan yang jauh lebih mulia)

Tentunya kita tak akan bicara tentang orang yang "kebut-kebutan" dalam shalat tarawih, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas bacaan serta tumakninahnya, atau orang yang kejar-kejaran membaca Al Quran tanpa memperhatikan tajwidnya.... Entahlah, apakah mereka sedang menunaikannya atau mempermainkannya....

"Kembali lagi, ulangi shalatmu, kamu belum shalat...." (penggalan HR Bukhari Muslim, dari abu Hurairah).

Irsyad Syafar

27 Juni 2015

Hanya Mau Masuk Sorga

Hanya Mau Masuk Sorga


Seorang lelaki tua datang bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Muhammad, kapan hari kiamat?" Rasulullah saw menjawab, "Apakah yang telah anda siapkan untuk itu?"... Lelaki itu menjawab, "Aku tidak siapkan shalat yang besar, tidak juga puasa yang besar. Akan tetapi aku sangat mencintai Allah dan RasulNya...". Kemudian Rasulullah menimpalinya, "Sesungguhnya engkau akan bersama kekasih yang kau cintai...". (terdapat dlm HR Al Bazzar dan Daaru Quthni).

Di sini sangat jelas petunjuk Rasulullah saw. Silakan mempunyai keinginan dan cita-cita mulia. Boleh saja berobsesi sesuatu. Tapi, permasalahannya adalah apakah yang sudah dipersiapkan untuk itu...

Kalau masing-masing kita ditanya, apakah anda mau masuk sorga? Pastilah semua akan mudah dan spontan memberikan jawaban, ya saya ingin masuk sorga. Namun bila dilanjutkan pertanyaannya, apakah yang sudah kita persiapkan untuk itu? Disinilah kita akan sedikit tertegun, sejenak terdiam, tidak langsung bisa menjawab.

Ya, kita akui bahwa kita agak grogi menjawab pertanyaan kedua ini. Grogi karena memang tidak percaya diri dengan berbagai amal yang sudah dikerjakan, apakah memang akan mengantarkan kita ke sorga atau belum. Atau juga grogi karena memang belum ada persiapan sama sekali untuk itu.
Kalau kita diberitahu lebih lanjut, bahwa pintu pertama menuju sorga itu adalah mati, lalu kita ditanya lagi, "Maukah anda mati sekarang?"... Kita tentu akan menggelengkan kepala, tidak. Lho, katanya mau masuk sorga? Kok nggak mau memasuki pintunya?... Jujur, kita memang, sampai saat ini masih belum siap mati...

Ketidaksiapan kita ini karena akhirat memang belum lebih utama di hati kita dibanding dunia. Dunia ini masih menyandera kita begitu kuat. Nikmat demi nikmatnya begitu menggoda dan mempesona. Hingga akibatnya kita terus diseretnya...

Untuk hal ini, kita memang perlu memperbanyak interaksi dengan segala yang berbau akhirat. Mulai dari pengetahuan, informasi, berita-berita yang haq dari Al Quran dan sunnah, sampai kepada suasana dan rasanya. Kita perlu menjenguk orang sakit, mengunjungi jenazah dan menyelenggarakannya, dan berziarah ke kuburan. "Ziarahilah kuburan, sesungguhnya itu mengingatkan kalian kepada akhirat.." (HR Abu Daud, dishahihkan Albany).

Ketidaksiapan kita juga disebabkan karena belum PDnya kita dengan berbagai amal shaleh/ibadah kita. Apakah sudah cukup dan memenuhi keinginan Allah atau beluam, kita masih ragu.

Untuk hal ini, maka solusinya kita mesti beribadah ibadahnya orang yang akan mati. Kita shalat, seolah-olah itulah shalat kita yang terakhir. Kita puasa, seolah-olah inilah puasa kita yang terakhir. Kita qiyam, seolah-olah ini merupakan qiyam perpisahan. Sehingga semuanya terlaksana dengan kualitas yang memadai. Rasulullah saw pernah menasehati seorang lelaki, "Apabila kamu shalat, maka shalatlah shalatnya orang yang akan berpisah...(mati)". (HR Ibnu Majah dan Ahmad, dishahihkan Albany)

Dengan cara ini, mudah-mudahan kita telah menyiapkan diri untuk masuk sorga...

Irsyad Syafar
Agar Kapal Tidak Tenggelam

Agar Kapal Tidak Tenggelam

Sebuah kampung di tepi pantai dihuni oleh kaum yahudi. Mereka sedang diuji oleh Allah SWT. Mata pencaharian mereka sehari-hari adalah menangkap ikan. Tapi mereka diwajibkan beribadah di hari sabtu dan diharamkan menangkap ikan. Namun disinilah ujiannya. Di hari-hari biasa tidak ada ikan yang datang. Justru di hari sabtu itulah yang banyak ikan. Seolah-olah ikan-ikan tersebut ingin mengejek mereka semua, dan mencul kepermukaan dari berbagai arah.

Penduduk yahudi itupun terbelah menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama melanggar aturan Allah. Mereka tetap memancing dan menangkap ikan di hari sabtu tsb. Itupun dengan sedikit berkilah, mereka letakkan peralatan memancing dan menjala ikan sebelum hari sabtu. Lalu hari sabtunya ikan-ikan tersebut terjerat dan terperangkap. Setelah siang sabtu berlalu, malam harinya barulah mereka mengambil ikan yang sudah terjerat.

Kelompok kedua adalah orang-orang yang beriman dari kalangan mereka. Kelompok ini menegur kelompok pertama dan mengingatkan larangan Allah tentang haramnya menangkap ikan di hari sabtu. Ketika teguran dan peringatan mereka tidak diindahkan, merekapun menyingkir dari tempat tersebut.

Adapun kelompok ketiga adalah orang-orang yang membiarkan saja pelanggaran tersebut. Bahkan justru mereka mengkritisi kelompok kedua yang ikut campur urusan orang lain. "Biarkan sajalah mereka, gak usah dinasehati. Nanti juga bakal dihukum oleh Allah.." seperti itu komentar mereka.
Begitulah 3 kelompok terpecah dari peristiwa tersebut. Namun tak lama kemudian hukuman Allah langsung turun. Kelompok pertama dilaknat Allah dan berubah menjadi kera dan monyet. Laki-laki perempuan tiba-tiba menjadi monyet. Wajah, bentuk dan rupa mereka berubah. Bahkan ekor pun tumbuh di pantat mereka. Mereka hanya hidup 3 hari saja seperti itu. Setelah itu mereka pun mati.
Adapun kelompok kedua Allah selamatkan dari laknat karena mereka telah menasehati teman dan saudara mereka dari perbuatan haram. Merekapun dipuji oleh Allah.

Sedangkan kelompok ketiga yang tidak peduli bahkan mengkritisi kelompok kedua, nasibnya tidak dijelaskan dalam Al Quran. Banyak ulama tafsir menjelaskan bahwa mereka telah dilupakan oleh Allah sebagai bentuk hukuman atas pasifnya mereka terhadap kebatilan.

Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam QS Albaqarah 65-66 dan QS Al A'raf: 163-167.
Kejadian ini memberikan pelajaran berharga kepada orang-orang beriman untuk selalu proaktif dengan kebaikan, terlibat dalam amar makruf dan nahi mungkar, peduli dengan lingkungan. Sikap proaktif ini akan menjadi penyebab terhindarnya dari murka Allah sekaligus melemahkan sumber-sumber keburukan dan kebatilan.

Dalam bulan ramadhan yang mulia ini, kita tidak cukup dengan keshalehan individual saja. Sibuk mentaati Allah sendiri-sendiri, lalu membiarkan orang-orang sekitar kita tidak ikut serta, dan malah tenggelam dalam kemaksiatan. Jangan biarkan ada yang seenaknya tidak shalat, tidak puasa atau berbuka didepan khalayak, atau menfasilitasi orang lain utk tidak berpuasa. Mereka mesti dinasehati dengan baik, didekati dan disentuh hatinya agar mendapat hidayah Allah.

Setiap muslim dan muslimah, terutama ditengah-tengah komunitas muslim mesti menularkan kebaikannya kepada orang lain, membantu mereka juga untuk mentaati Allah dan tidak bermaksiat kepadaNya.

Bahkan sikap ini akan terwujud maksimal dan berbuah maksimal bila dilakukan bersama-sama, menggunakan kekuasaan dan jabatan serta pengaruh.

Sebagaimana Baginda Rasul mengajarkan, hendaklah kalian merubah kemungkaran itu dengan kekuatan/kekuasaan, atau dengan lisan atau yang paling minimal adalah dengan hati... (terdapat dalam HR Muslim).

Ini semua dilakukan agar terhindar dari murka dan kemarahan Allah, yang apabila datang, kadang tidak saja menimpa orang-orang yang berbuat dosa/aniaya saja, tapi bisa menimpa semua.

Rasulullah saw telah ilustrasikan dalam haditsnya: "Perumpamaan orang yang menegakkan agama Allah dan orang-orang yang melanggarnya, seperti sekelompok kaum yang menaiki kapal. Sebagian mendapat tempat di atas, sebagian lagi dibawah. Yang di bawah ini bila membutuhkan air, terpaksa melewati orang yang di atas. Lalu orang yang bagian bawah ini punya ide, sebaiknya dilobangi saja bagian bawah kapal ini, sehingga mudah mendapat air dan tidak mengganggu yang di atas.

Maka bila seandainya orang-orang di atas membiarkan orang yang dibawah melaksanakan ide mereka, niscaya mereka dan seluruh kapal akan tenggelam dan celaka. Tapi bila mereka halangi rencana tersebut, niscaya orang yang dibawah akan selamat, serta seluruh penumpang akan selamat... (dari HR Bukhari dari Nukman bin Basyir).

Begitulah, pembiaran kemaksiatan ditengah masyarakat, hanya akan membawa masyarakat tersebut tenggelam dalam maksiat dan kecelakaan....

Irsyad Syafar
Bersyukur Itu Prilaku Hamba

Bersyukur Itu Prilaku Hamba


Rasulullah saw menjawab: "Tidakkah sepantasnya aku menjadi hamba yang bersyukur?"... (terdapat dalam HR Bukhari dan Muslim).

Ibunda Aisyah menyaksikan Rasulullah saw melakukan qiyamullail begitu rupa, sampai-sampai kaki Beliau bengkak (sakit). Akhirnya Aisyah bertanya: "Kenapa Engkau perbuat ini semua wahai Rasulullah?, padahal Allah telah ampuni segala dosamu yang berlalu dan yang akan datang?".

Begitulah sikap dan karakter seorang hamba yang diajarkan oleh Rasulullah saw kepada kita. Hamba yang benar itu harus tahu diri dan pandai berterima kasih. Bukan saja sekedar patuh kepada "tuannya", tapi juga menunjukkan kesantunannya dalam bentuk pandai berterima kasih.

Sebab, si hamba tahu betul siapa dirinya dan siapa "tuannya". Ia sangat sadar bahwa ia tidak ada apa-apanya sama sekali. Kalau bukan karena kebaikan dan kemurahan "Sang Tuan", niscaya ia tak berharga sama sekali.

Seperti itulah seharusnya perilaku makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena Dialah ia menjadi ada. Karena Dialah yang memberikan kehidupan, nikmat, makan dan minum, air dan udara, rumah dan tempat tinggal... dan berbagai fasilitas lainnya, tanpa bayaran.

Atas segala pemberian dan fasilitas tersebut, setiap hamba tidak saja wajib mematuhiNya, tapi juga sangat wajib berterima kasih kepadaNya.

Cobalah sekiranya kita pernah menolong seseorang dari satu kesusahan. Lalu setelah itu kita jumpai orang tersebut sopan kepada kita, patuh dan menghormati kita. Pastilah kita akan senang dengannya dan siap untuk membantunya lagi bila membutuhkan.

Sebaliknya, bila ia kurang ajar dan tidak sopan kepada kita, tidak pandai berterima kasih, pastilah kita akan marah atau benci kepadanya. Dan kapan pun kita takkan tertarik untuk menolongnya kembali.
Apalagi Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Perkasa, yang berada di atas segala perumpamaan yang indah. Dia pasti akan senang dengan hamba-hambaNya yang mau melaksanakan perintahNya dan mensyukuri pemberianNya.

Sebaliknya Dia akan marah dan murka kepada hamba-hamba yang tidak tahu diri, tidak pandai bersyukur lagi angkuh dan tidak patuh kepadaNya.

Karena itu, saat kita melakukan berbagai ketaatan kepada Allah, baik shalat, puasa, tilawah, sedekah, shalat malam... dsb, haruslah kita sadari betul bahwa kita melakukannya karena kita memang hamba Allah, dan karena kita ingin berterima kasih kepadaNya.

Tidak pernah seorang hamba yang mulia akan menolak perintah Tuhannya, apalagi akan mempertanyakan kenapa harus begini perintahnya? Apa logika dan rasionalnya?

Ia takkan mengukur perintah Allah dengan akal dan otaknya. Karena ia sadari otaknya juga bagian dari pemberianNya.

Begitulah dulu Nabi Nuh yang tidak memprotes perintah Allah untuk membuat kapal, padahal ia berada jauh dari air atau laut. Begitu pula ibunya Musa menerima ilham dari Allah agar membuang bayinya ke sungai untuk selamat dari kematian. Padahal bayinya pasti takkan bisa berenang. Seperti itu pula Ibrahim menerima perintah Allah untuk meninggalkan istrinya Hajar bersama bayinya Ismail di lembah padang pasir tandus yang tak berair dan tak ada tumbuhan, untuk membangun peradaban dan kehidupan baru. Padahal air adalah sumber kehidupan.

Mereka semua tidak saja patuh atas perintah-perintah tersebut, tapi juga semakin bertambah ketaatannya kepada Allah. Sebab kapatuhan tanpa kesyukuran belumlah melahirkan ubudiyah yang sebenarnya.

Sesungguhnya orang-orang yang menolak ajaran Allah dan ajaran RasulNya dengan dalih tidak masuk akal atau tidak logis, mereka itu tidak akan mampu mensyukuri nikmat-nikmatNya, dan mereka sudah tidak lagi merasa sebagai seorang hamba....

Irsyad Syafar
Rahasia Keikhlasan

Rahasia Keikhlasan


Semakin besar "bagian" Allah dalam amalan seorang hamba maka semakin besar pulalah balasan yang Allah berikan baginya. Sebaliknya, semakin besar jatah hamba dibalik amalannya, dan semakin kecil yang untuk Allah, maka semakin kecil pulalah pahala dan balasan yang Allah sediakan untuknya.

Disinilah letak urgennya sebuah niat atau rencana atau keinginan. Niat bisa menjadikan amalan sederhana menjadi besar di sisi Allah. Sebaliknya niat juga bisa menyebabkan kerdilnya amalan-amalan besar.

Seorang lelaki berjalan di padang pasir kehausan. Lalu dia mencari air untuk minum. Ia turun ke sebuah sumur dan mendapatkan air untuk diminum. Ketika ia telah keluar dari sumur tersebut, ia bertemu seekor anjing yang tengah kehausan. Lelaki ini berbalik dan turun ke sumur kembali.

Dengan sepatunya yang terbuat dari kulit dia bawa air ke atas dan diberinya anjing tersebut minum. Karena perbuatan tersebut, lelaki ini masuk sorga... (terdapat dalam HR Bukhari).

Lihatlah amalan lelaki tersebut. Hanya memberi minum seekor anjing. Ya, hanya seekor anjing. Anjing, bukan kucing. Tapi Allah hadiahi dia dengan sorga. Apa yang istimewa dari amalan kecil ini? Adalah niatnya yang sangat ikhlas. Tidak ada kepentingannya dengan memberi minum anjing. Tidak ada pencitraan ataupun popularitas.

Kebalikan dari hadits di atas, Rasulullah saw mengabarkan tentang 3 golongan yang pertama kali dimasukkan ke dalam neraka. Mereka adalah orang yang mati berperang di jalan Allah, qori Al Quran dan orang yang dermawan yang suka berinfaq.

Kok bisa seperti itu? Bukankah 3 amalan tersebut adalah amal shaleh yang besar nilai dan pahalanya di sisi Allah? Mati di medan jihad adalah mati syahid. Pahalanya adalah masuk sorga tanpa hisab. Membaca Al Quran pahalanya berlipat ganda tidak terkira. Satu huruf bisa bernilai 10 kali lipat pahala. Derjatnya bisa menyamai malaikat. Orang dermawan dan suka berinfaq adalah disukai Allah. Bisa dapat balasan pahala 700 kali lipat. Tapi, kenapa masuk neraka???

Ternyata permasalahannya adalah pada niat. Yang mati dalam jihad niatnya bukan karena Allah, tetapi karena ingin digelari sebagai pahlawan dan pemberani. Adapun sipembaca Al Quran niatnya bukan karena Allah, tetapi untuk mendapat gelar qori. Sedangkan yang dermawan niatnya juga bukan karena Allah. Tetapi agar digelari seorang yang pemurah dan dermawan... (terdapat dalam HR Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Albany).

Akibatnya, mereka menjadi golongan pertama yang masuk neraka. Padahal amalannya termasuk amalan-amalan puncak.

Karena itu, niat menjadi sangat menentukan tinggi atau rendahnya sebuah amalan. Khusus ibadah puasa yang memang spesial untuk Allah, maka harus dijaga dan dipastikan betul bahwa ibadah ini semata-mata karena Allah, demi mematuhi perintahNya dan untuk meraih redhaNya. Tidak ada terselib dalam hati karena segan kepada teman, atau karena tertekan dengan lingkungan sekitar, atau alasan lain yang bukan karena Allah...

Allah telah janjikan balasan khusus bagi ibadah puasa. Melampaui 10 kali lipat, bahkan melewati pahala 700 kali lipat. Tak terbatas, hanya Allah yang menentukan...sebab puasa khusus hanya untuk Allah....

"Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasinya.... dia tinggalkan syahwatnya, makannya dan minumnya karena Aku..." (Hadits Qudsi riwayat Bukhari dan Muslim).

Irsyad Syafar

23 Juni 2015

Orang-Orang yang Lemah

Orang-Orang yang Lemah



Dalam shahihnya Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw mengatakan: "Apabila datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu sorga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup, dan syetan-syetan dibelenggu (dirantai)..."

Dari hadits ini muncul beberapa pertanyaan yang menggelitik. Diantaranya, untuk apa semua pintu sorga dibuka? Toh kalau ada yang meninggal di bulan Ramadhan gak bakal langsung masuk sorga. Sebab agenda masuk sorga itu kan nanti setelah hari qiyamat, setelah manusia berbangkit dan amal-amal dihisab. Dan yang masuk sorga duluan kan Rasulullah saw ??

Begitu juga pintu neraka, untuk apa semuanya ditutup? Toh kalau ada orang kafir yang mati tak bakal langsung masuk neraka. Sebab jadwal agenda masuk neraka itu juga nanti, setelah qiyamat...??
Kemudian, katanya syetan-syetan dibelenggu, tapi kok masih saja banyak orang Islam yang berbuat maksiat, berbohong, menipu, mengumbar aurat, tidak shalat, tidak puasa dan lain-lain?

Ulama hadits seperti Imam Ibnu Hajar dan Imam Nawawi telah menjelaskan maksud dari hadits ini. Merka menjelaskan bahwa pintu sorga dibuka artinya pintu rahmat dan kasih sayang Allah dibuka. Peluang pahala diperbanyak dan dilipatgandakan. Sedangkan pintu neraka ditutup maksudnya adalah dipersulitnya peluang berbuat dosa dan banyaknya ampunan dari Allah.

Dengan bahasa lain, Allah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga kondusif untuk mentaatiNya dan terhalang dari bermaksiat kepadaNya.

Nah, selanjutnya, bila suasana dan situasi telah dikondisikan oleh Allah sedemikian rupa di bulan Ramadhan, lalu masih ada saja muslim atau muslimah yang berbuat dosa dan maksiat, juga malas berbuat taat, tentulah ia seorang yang sangat-sangat lemah jiwa dan hatinya. Pastilah dia di luar bulan ramadhan lebih tidak mampu lagi berbuat kebaikan.

Rasulullah saw menyatakan: "Orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, lalu berangan-angan balasan pahala dari Allah..." (HR Tirmidzi).

Adapun terkait masih banyaknya orang yang berbuat dosa padahal kata Rasul syetan-syetan sudah dibelenggu, maka ini ada beberapa penjelasan:

Pertama, dalam hadits riyawat yang lain disebutkan bahwa yang dibelenggu itu adalah syetan-syetan pembangkang dan para kaliber atasnya. Adapun syetan-syetan kecil masih berkeliaran dan gentayangan. Dari penjelasan ini dapat dipahami betapa lemahnya manusia yang masih berbuat dosa di bulan ramadhan. Sama syetan kelas teri dan kroco-kroco iblis saja dia telah terpedaya. Apalagi nantik dengan induk semangnya...

Kedua, Ibnu Hajar dalam keterangannya di dalam kitab Fathul bahri menyatakan bahwa syetan-syetan itu dikekang dan dirantai adalah sebenarnya (hakiki). Bukan kiasan. Maka dari sana juga dapat dipahami betapa lemahnya manusia yang berbuat dosa di ramadhan. Syetan yang terbelenggu saja masih sanggup memperdayanya. Apalagi nantik setelah semua mdreka terbebas dari rantai dan belenggu. Pasti lebih mudah lagi menggoda dan memperdaya....

Ketiga, dan ini yang lebih parah. Yaitu syetan dan iblis semuanya sudah terbelenggu dan terpenjara. Lalu, Manusia-manusia yang masih berbuat dosa di bulan ramadhan, karena telah sangat lemahnya jiwa dan dirinya, mereka sendirilah yang berinisiatif untuk berbuat dosa. Sesungguhnya mereka telah berubah menjadi syetan-syetan manusia atau sebaliknya manusia syetan.

Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firmanNya QS Al An'am: 112 yang artinya:
"Demikianlah Kami jadikan bagi setiap Nabi, musuh dari kalangan syetan-syetan manusia dan syetan jin, yang satu sama lain saling memerintahkan hiasan kata yang menipu...."

Irsyad Syafar

22 Juni 2015

Ramadhan Bulan Kedarmawanan

Ramadhan Bulan Kedarmawanan


Rasulullah saw adalah seorang yang sangat dermawan. Beliau memberi kepada orang lain pemberian orang yang tidak takut miskin. Tidak jarang Beliau menjadi tak punya apa-apa karena sudah diberikan kepada orang lain.

Ada seorang lelaki yang datang dan masuk Islam, diberi oleh Beliau sepadang rumput binatang ternak. Ia sangat bahagia dan segera berangkat menuju kaumnya. Kepada mereka ia berkata: "Masuk Islamlah kalian, demi Allah sesungguhnya Muhammad memberi pemberian orang yang tidak takut miskin..." (Shahih Muslim dari Anas bin Malik)

Pernah juga seorang arab kampung bertemu Beliau saat perjalanan pulang dari perang Hunain. Lelaki itu memaksa meminta selendang (sorban) Nabi. Sampai Beliau terdesak ke sebuah pohon. Tapi Beliau tetap sabar dan memberi orang berperilaku seperti itu... (di dalam HR Bukhari).
Begitulah Beliau, nabi kita yang Mulia, Baginda Muhammad saw. Tak pernah menolak sedikitpun atau mengatakan tidak terhadap permintaan para sahabatnya.

\Sudah begitu, ternyata Rasulullah sangat dan paling dermawan di bulan Ramadhan. Bahkan lebih dermawan dalam kebaikan dari pada angin yang berhembus... (HR Bukhari). Angin bisa kemana saja dan mengenai siapa saja. Begitu juga Beliau, lebih dermawan dari angin mengalir... tanpa pilih kasih.
Karena itu, kedermawanan juga merupakan ciri dan identitas ramadhan. Orang yang sudah terbiasa menahan nafsunya dari hartanya yang halal, pastilah ringan baginya memindahkan atau membagikan sebagian hartanya tsb kepada orang lain. Dengan kata lain, puasa memberikan pengaruh positif terhadap tingkat kedermawanan seseorang.

Teringat saya tentang "perangai" saya dengan dosen-dosen di timur tengah. Dimana saya perhatikan lumayan banyak dosen saya yang rutin puasa sunnah senin dan kamis. Setelah saya perhatikan, ternyata mereka bila saat puasa terkesan lebih pemurah. Bila saya minta sesuatu di hari senin atau kamis, terasa agak lebih mudah dan cepat terealisasi. Sampai- sampai saat suatu waktu saya ingin memiliki kitab riyadush shalihin yang bagus, cetakan arab saudi, saya datangi wakil direktur urusan kemahasiswaan pada hari kamis. Saya katakan bahwa saya ingin punya kitab riyadush shalihin untuk berdakwah di kampung halaman. Beliau langsung merespon. Dan dapatlah saya kitab tsb yang bagus dan baru...

Kejadian semisal itu sangat banyak saya rasakan saat kuliah di Lipia jakarta, di Kuwait dan di Cairo. Begitulah efek langsung dari puasa yang benar.

Adalah pemandangan yang sangat menyejukkan hati bila diramadhan ini kita saling berlomba dalam memberi dan berbagi. Tidak lagi sekedar mengenyangkan diri dengan berbagai menu perbukaan... tapi mulai berfikir saya mau memberi apa dan siapakah hari ini?

Kita merindukan hadirnya pasar pabukoan gratis, atau jamuan gratis di pinggir jalan bagi siapa saja yang tak sempat pulang saat adzan berkumandang... dan bentuk-bentuk kedermawanan lainnya...

 * Harta kita yg abadi adalah yang kita berikan, sedangkan harta yang kita sisihkan/simpan, itu adalah harta ahli waris kita....(kandungan HR Bukhari dari Ibnu Mas'ud)

Irsyad Syafar

21 Juni 2015

Ramadhan Bulan Qiyam

Ramadhan Bulan Qiyam

Rasulullah saw pernah menyatakan dalam hadits shahih muttafaqun 'alaih bahwa "Siapa yang puasa ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu..".

Tapi perlu diingat juga, bahwa hadits ini ada kawannya. Yaitu sabda Baginda Nabi saw: "Siapa yang qiyam ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu...".

Bahkan ada yang lebih dahsyat lagi, "Siapa yang qiyam pada malam qadar dengan penuh iman dan perhitungan, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.."

Sangat jelas sekali betapa hadits-hadits tsb di atas menginformasikan kepada kita bahwa agenda utama kita di siang ramadhan adalah shiyam/puasa. Itulah ibadah yang paling utama yang harus kita jaga dan kita laksanakan dengan penuh iman dan perhitungan.

Adapun di malam-malam ramadhan, agenda utama kita dan yang paling inti adalah qiyam ramadhan, atau yang paling akrab dengan nama shalat tarawih. Inilah ibadah paling utama di malam ramadhan. Yang harus dikawal dan dijaga dengan iman dan lerhitungan. Sekaligus ini juga merupakan identitas asli bulan ramadhan. Pendek kata, siang ramadhan yaa shiyam, malam ramadhan yaa qiyam.
Namun dalam tataran realita kita, sudahkah qiyam ramadhan atau tarawih ini menempati posisi terhormat di malam ramadhan kita?

Kita akui alhamdulillah semua masjid kita dan bahkan mushalla, hidup dan semarak dengan tarawih selama bulan ramadhan. Mulai dari malam pertama sampai malam terakhir.

Namun sayangnya, agenda shalat tarawih belum menjadi rating pertama dalam program malam ramadhan. Banyak masjid yang jauh-jauh hari sudah mencari dan memesan penceramah untuk selama ramadhan. 30 malam dengan 30 penceramah. Tidak jarang disebuah masjid untuk jadwal penceramah ramadhan 1436 H sudah tuntas dan penuh pada syawal 1435 H. Dari berbagai kota dan bahkan propinsi para penceramah diundang. Mulai dari kualifikasi S1 sampai S3 bahkan Profesor. Mulai dari yang produk dalam negeri sampai alumni timur tengah. Untuk para penceramah ini masjid menganggarkan dana yang tidak sedikit. Mulai dari 3 juta sampai 15 juta sebulan. Bahkan bisa lebih. Begitu juga para jamaah, kecendrungannya juga sudah mulai memburu dan memilih masjid-masjid dengan penceramah kelas atas.

Persiapan dan anggaran untuk agenda ceramah ini tidak sebanding dengan persiapan dan agenda shalat tarawih yang ianya adalah amalan terbaik di malam ramadhan. Seberapa antusiaskah pengurus masjid mencari imam yang baik dan berkualitas untuk tarawih? Berapa dianggarkan? Banyakkah masjid yang mengontrak penuh satu bulan seorang imam yang hafizh dan fasih untuk tarawih yang lebih khusuk, tenang, syahdu, berdiri lebih panjang? Lalu, seberapa antusiaskah jamaah mencari dan mengejar masjid yang imam tarawihnya lebih baik dan khusyuk?

Tidak jarang terjadi jamaah yang terbatuk-batuk kalau imamnya agak panjang membaca ayat. Atau ada yang protes kenapa shalatnya terlalu panjang. Atau ada juga yang cendrung mencari masjid yang lebih cepat selesainya....

Mencari penceramah yang bagus adalah baik. Tetapi lebih baik lagi menyediakan imam yang bagus. Masjid-masjid besar ditimur tengah, mulai dari Al masjidil Haram, Masjid Nabawi, masjid Amru bin Ash di mesir, masjid Al Kabir di kuwait dan masjid-masjid lainnya di negara2 Islam, jarang atau hampir tidak ada penceramah di malam ramadhan. Tapi para imamnya, jangan ditanya. Ribuan orang datang ke masjid untuk menikmati tarawih bersama mereka. Kadang harus bersimbah air mata dengan ayat-ayat yang dibacanya... Karena memang, qiyam itu identitas ramadhan di malam hari.

Irsyad Syafar

19 Juni 2015

Ramadhan Syahrul Quran

Ramadhan Syahrul Quran


Ramadhan sangat identik dengan Al Quran, dan menjadi identitasnya. Karena Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al Quran pada bulan tersebut. Tentunya pemilihan bulan Ramadhan oleh Allah bukanlah sembarangan. Disamping itu, nama bulan Ramadhan juga satu-satunya yang Allah sebutkan secara jelas di dalam Al Quran. Sedangkan nama-nama lain tidak ada di dalamnya. Ini menunjukkan keagungan dan kemuliaan khusus dari Allah. Dan memuliakan apa yang Allah muliakan merupakan karakter orang-orang beriman.

Oleh karena itu, orang-orang beriman mesti menghadirkan identitas ini dalam diri mereka (paling tidak) selama bulan ramadhan. Kemana dia beraktifitas, Al Quran menemani dan hadir bersamanya. Sehabis shalat shubuh dia bersama quran, dalam perjalanan menuju tempat kerjanya dia juga bersama Quran. Saat jam istirahat kantor, disela-sela waktu senggang, menjelang atau sesudah shalat-shalat wajib, setelah usai tarawih dan witir, menjelang tidur.... tampak sekali dalam setiap momen tersebut Al Quran melingkupi dan hadir bersamanya.

Kehadiran Al Quran ini bisa beragam. Mulai dari membacanya, mendengarkannya, memahami dan mempelajari isinya, menghafalnya, sampai kepada mengamalkan dan mendakwahkannya...
Pendek kata, ada mushaf (Alquran) ditangannya, ada dibibirnya, ada dalam dialog dan diskusinya, ada dipendengarannya, ada dalam pikirannya, ada dirumah dan kendaraannya...

Dengan kehadiran seperti ini, seorang mukmin akan terbebas dari jenis sekelompok kaum yang dikadukan Rasulullah kepada Allah dalam QS Furqan : "Dan Rasul berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadi Al Quran terpinggirkan...".

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang termasuk meminggirkan Al Quran adalah: tidak mengimaninya, tidak membenarkannya, tidak membaca dan mendengarkannya, tidak mengamalkannya, dll...

Bila di Ramadhan yang mulia ini Al Quran belum menjadi identitas, belum hadir dalam aktifitas kehidupan, masih terpinggirkan... niscaya di bulan-bulan lain tak akan hadir sama sekali...

Irsyad Syafar
Fokus Beribadah di Bulan Ramadhan

Fokus Beribadah di Bulan Ramadhan

Kita tentu bersuka cita menyambut datangnya bulan Ramadhan tahun ini (1436 H) serta sangat bersyukur diberi umur dan kesempatan  untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Sama seperti gembiranya Nabi Muhammad SAW dan para sahabat saat menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sungguh sangat disayangkan jika ada saudara kita hanya beberapa hari saja bisa mengikuti bulan Ramadhan, setelah itu ia dipanggil menghadap Allah SWT. Lebih sedih lagi jika kita dipanggil menghadap Allah SWT, sebelum memasuki bulan Ramadhan. Padahal banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan sebelumnya yang belum mendapat ampunan dari Allah SWT. Belum banyak bekal tabungan amal yang berhasil kita kumpulkan sebagai pertanggungung jawaban di kampung akhirat kelak.

Bahwa ada kehidupan yang kekal setelah mati adalah sebuah keniscayaan. Semua agama meyakini bahwa ada kehidupan yang kekal abadi kelak setelah mati. Para ilmuwan juga makin banyak menemukan bukti-bukti dan tanda-tanda bahwa pada suatu saat nanti hari kiamat itu akan datang. Setelah kiamat, setelah bumi hancur lebur, semua manusia akan dihidupkan kembali dan akan dihisab (dihitung/ditimbang) dosa dan pahalanya.

Mereka yang bergelimang dosa, dimana dosanya lebih banyak dibandingkan pahala yang ia peroleh, maka ia akan dilemparkan ke neraka jahanam yang penuh dengan siksanaan yang amat pedih.. Sedangkan mereka yang jumlah pahala yang ia peroleh dan amal yang ia lakukan, lebih banyak dibandingkan dosa-dosanya, maka ia akan ditempatkan di surga yang penuh dengan keindahan, kesenangan dan kebahagiaan.

Bulan puasa adalah bulan istimewa dimana Tuhan memberi kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan menghapus dosa-dosanya. Pintu surga dibukakan, pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu. Terbuka kesempatan bagi manusia untuk kembali menjadi suci (fitrah) yang berhasil menjalankan ibadah puasa sebulan penuh dan berbagai amalan yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW dengan baik.  Pada bulan Ramadhan Allah juga memberikan pahala yang berlipat bagi manusia yang melakukan amal ibadah, sesuai dengan perintah Allah SWT.

Karena itu mari kita manfaatkan sebaik mungkin kesempatan dan umur yang diberikan Allah di bulan Ramadhan ini untuk bertaubat dan beribadah sebaik dan sebanyak mungkin. Selain setiap perbuatan baik, amal dan ibadah yang dilakukan mendapat pahala yang berlipat ganda, Di bulan Ramdhan juga terdapat malam laitatul qadar, yaitu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Belum tentu kita diberi kesempatan lagi bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan. Karena itu mari kita manfaatkan Ramadhan tahun ini sebaik mungkin dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mari kita isi Ramadhan tahun ini dengan dengan berpuasa, melakukan shalat tarwih, shalat malam, berinfak, bersedekah, iktikaf, membaca Al Quran  serta memperbanyak amal dan perbuatan baik lainnya. Mari niatkan dan kita isi bulan yang penuh rahmat ini dengan fokus beribadah satu bulan penuh. Semua yang kita lakukankan, mencari nafkah, atau bekerja di rumah bagi kaum ibu, belajar bagi pelajar dan mahasiswa dan berbagai kegiatan lainnya kita niatkan untuk beribadah. Insya Allah kita memang akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebagai imbalannya.

Seperti firman Allah dalam QS. Al Baqarah; 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Semoga tujuan puasa seperti yang disebutkan dalam ayat di atas tercapai hendaknya Jika kita berpuasa dan melakukan semua ibadah yang dianjurkan dengan fokus dan sungguh-sungguh, Insya Allah kita akan menjadi orang yang bertaqwa, yaitu orang yang menjalankan semua perintah yang disuruhkan Allah SWT dan tidak melakukan semua laranganNya.

Kita tentu sangat berharap semua amal dan ibadah kita tersebut diterima Allah SWT dan semua doa kita diijabahnya. Mari kita sama-sama berniat dan berdoa, semoga kita bisa melaksanakan puasa tahun ini dan semua ibadah yang dianjurkan dengan baik dan fokus. Semoga kita amal kita diterima dan kembali fitrah di akhir Ramadhan nanti serta menjadi orang-orang bertaqwa sehingga kita semua berhak menjadi pewaris  surga di yaumil akhir nantinya. Amin. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Haluan 18 Juni 2015
Puasa sebagai Solusi

Puasa sebagai Solusi

Tidak bisa dipungkiri bahwa krisis ekonomi global (internasional) juga berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia secara nasional.  Akibat kondisi itu, kegiatan ekonomi menjadi melambat. Peluang untuk mendapat pekerjaan menjadi sulit, harga barang-barang menjadi meningkat, uang seperti tidak berharga (terjadi inflasi).

Keadaan tersebut, suka atau tidak suka juga merambat ke daerah,  termasuk Provinsi Sumatera Barat. Ekonomi dan perdagangan terasa makin lesu, harga barang-barang melonjak, peluang kerja dan berusaha juga makin sulit dirasakan akibat keadaan ekonomi yang melemah.

Di zaman global seperti sekarang, kenyataan tersebut tidak bisa dihindari. Antar negara-negara di belahan dunia manapun saat ini seperti tanpa batas (border less). Dengan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang saat ini, informasi dari kutub utara dalam hitungan detik bisa diketahui di kutub selatan.  Harga kakao di Pantai Gading dalam hitungan detik bisa diketahui di Solok Selatan, misalnya. Harga cabe yang menggila di Padang bisa dipantau dari Thailand. Sore harinya, jika harga masih dianggap ekonomis, cabe Thailand bisa masuk di Pasar Raya Padang.

Tentu saja pedagang mengeluh dengan kedaan yang sulit seperti ini. Juga banyak masyarakat yang berkeluh-kesah dengan kesulitan yang terasa menyesak seperti saat ini. Tapi apakah dengan mengeluh dan berkeluh-kesah persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan sendirinya? Atau dengan marah-marah, menghujat dan saling menyalahkan persoalan itu bisa selesai? Tentu saja tidak.

Menurut saya puasa bisa dijadikan salah satu solusi (jalan keluar) dari masalah ini. Kebetulan hari ini kita mulai memasuki bulan Ramadhan tahun 1436 H, puasa sangat strategis digunakan sebagai solusi. Bulan Ramadhan adalah bulan dimana ummat Islam melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Puasa pada prinsipnya adalah melatih manusia untuk mengendalikan hawa nafsunya.

Idealnya dengan berpuasa kebutuhan masyarakat akan barang-barang, terutama bahan makanan, akan berkurang. Dengan demikian beban ekonomi masyarakat juga akan berkurang. Jika permintaan akan suatu barang berkurang biasanya harga barang tersebut akan menurun dan inflasi juga akan berkurang.

Namun kenyataan yang terjadi selama ini selalu saja setiap tahun, menjelang dan selama bulan Ramadhan, permintaan barang-barang meningkat dan harga-harga makin melambung. Artinya ada penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan ibadah puasa kita. Jika yang dimaksud agama dengan berpuasa adalah mengendalikan hawa nafsu, ikut merasakan apa yang dirasakan kaum dhuafa yang kekurangan makanan, yang terjadi adalah sebaliknya, maka perlu dipertanyakan dan dievaluasi lagi pelaksanaan puasa yang telah kita lakukan selama ini.

Kini kita sudah memasuki awal Ramadhan 1436 H, mari kita renungkan lagi dan kita evaluasi lagi ibadah puasa yang kita lakukan selama ini apa sudah sesuai dengan rukun dan sunnahnya. Memang sudah seharusnya ibadah yang kita lakukan ditinjau dan dievaluasi lagi, sehingga ibadah kita selalu lebih baik dan lebih sempurna dari tahun ke tahun.

Saya sangat yakin dan optimis, ibadah puasa bisa dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang kita alami saat ini. Jika seluruh masyarakat Sumatera Barat melakukannya tentu akan sangat terasa dampaknya, apalagi jika dilakukan gerakan secara nasional.
Marhaban ya Ramadhan, selamat melaksanakan ibadah puasa tahun 1436 H, semoga kita dapat melaksanakan puasa dan amal ibadah tahun ini dengan baik dan mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT. Amin. ***

Irwan Prayitno
Gubernur Sumbar

Posmetro Padang 18 Juni 2015

18 Juni 2015

Ramadhan 1

Ramadhan 1

Salah satu identitas ramadhan yang paling jelas adalah ramadhan itu syahrush shiyam. Shiyam itu artinya imsak atau menahan. Sebulan penuh Allah membimbing kita agar mampu menahan diri dari sesuatu yang asalnya halal di luar ramadhan.

Sebulan penuh di siang hari kita menahan diri dari makanan dan minuman yang halal dan milik kita sendiri. Suami istri yang halal juga menahan diri dari bergaul di siang hari.

Dari latihan menahan diri terhadap yang halal, diharapkan kita menjadi lebih ringan menahan diri dari yang memang haram hukumnya. Dari memakan makanan yang haram, tidak milik kita, atau diperoleh secara zhalim atau tidak sah.

Agar puasa ramadhan juga berkualitas dan diterima oleh Allah, kita juga dilatih sebulan penuh agar menahan pandangan, pendengaran, pikiran dan perbuatan dari yang yang akan merusak pahala berpuasa. Melihat dan mendengar yang porno, bergunjing, menfitnah, berbuat sia-sia dan tidak berguna.

Dengan latihan ini sebulan penuh tentunya kita akan keluar dari bulan ramadhan dalan keadaan benar2 bersih, bersemangat dalam kebaikan dan menjauh dari keburukan.
Seharusnya, selepas ramadhan, tidak ada lagi muslim yang shaim yang memakan yang haram, suka bergunjing, berbuat sia-sia, merokok, senang maksiat dsb.

Namun, realita dan pemandangan yang masih dominan diantara kita selama ramadhan adalah menahan tapi tak rela, imsak tapi terpaksa. Buktinya adalah saat berbuka kembali, kerakusan bertambah, hawa nafsu tak terkendali, selera tak tertahankan, kosumsi meningkat sebaliknya produktifitas menurun, serta kesia-siaan dan kemubadziran melonjak...

* Betapa banyak orang yang berpuasa, namun hasil akhir yang dia peroleh hanyalah lapar dan haus. Betapa banyak orang yang qiyamullail, tetapi buah yang diperolah hanya letih dan begadang.

Irsyad Syafar

14 Juni 2015

Tour de Singkarak Genjot Laju Ekonomi Sumbar

Tour de Singkarak Genjot Laju Ekonomi Sumbar

Jakarta – Ajang turnamen balap sepeda Tour de Singkarak yang digelar di setiap tahunnya dinilai mampu meningkatkan perekonomian Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.

“Tour de Singkarak memberikan nilai yang berarti bagi kami di Sumatra Barat. Dampaknya sangat terasa pada perekonomian,” kata Irwan di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Jumat (12/6).
Menurut Irwan, peningkatan jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara menjadi dampak paling signifikan dari Tour de Singkarak. “Yang paling terasa, Sumatra Barat jadi dikenal dunia,” katanya penuh bangga.

Pria yang kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2015 itu menjelaskan pariwisata Ranah Minang yang sempat menurun saat terjadinya gempa berkekuatan 7,9 skala Richter pada 2009, kembali bangkit berkat adanya Tour de Singkarak.

“Setelah gempa, jumlah wisatawan menurun drastis, anjlok. Orang jadi khawatir akan adanya gempa susulan. Tapi saat Tour de Singkarak digelar tiap tahun, orang mulai melupakan peristiwa tersebut dan kembali datang ke Sumatera Barat,” kata Irwan.

Tidak hanya sektor pariwisata yang mendapatkan dampak positif dari pergelaran Tour de Singkarak. Sektor lainnya pun mendapat berkah. “Akomodasi, hotel, tenaga kerja, ekonomi rakyat juga mendapatkan manfaatnya,” kata Irwan.

Lebih lanjut, Irwan mengatakan, saat ini banyak hotel yang dibangun di beberapa wilayah wisata di Sumatera Barat. “Sejak 2009, penambahannya lebih dari 2.000 kamar. Itu belum terhitung pembangunan hotel-hotel baru,” tegas Irwan.

Untuk diketahui, Tour de Singkarak kembali akan digelar pada 3-11 Oktober 2015. Tour akan terbagi dalam 9 etape yang melintasi seluruh kabupaten di Sumbar.

Dimulai dari Pesisir Selatan menuju Padang Pariaman, dilanjutkan menuju Kabupaten Solok, Sijunjung, Dharmasraya, Solok Selatan, Sawahlunto, Bukittinggi, Tanah Datar, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Padang Panjang, dan berakhir di Kota Padang.

/ED
Antara

beritasatu.com 13 Juni 2015
Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), Berhasil Kurangi Kemiskinan

Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), Berhasil Kurangi Kemiskinan

Program Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP) yang dimulai tahun 2011 adalah sebuah kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam bentuk gerakan terpadu SKPD terkait serta pemangku kepentingan lainnya (Litbang Pertanian dan Perguruan Tinggi) dengan tujuan mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan rumahtangga petani (RTP) berpenghasilan rendah (kurang Rp 2,0 juta/bulan). Rendahnya pendapatan petani terutama disebabkan sempitnya luas lahan yang dikuasai petani kurang lebih 0,5 ha (sawah dan lahan pekarangan), dan tenaga kerja keluarga 1-2 orang dengan jam kerja efektif 3,0-3,5 jam per hari) dan lemahnya modal usaha. Strategi yang ditempuh untuk perbaikan pendapatan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian yang dimiliki petani melalui perbaikan teknik produksi didukung oleh inovasi teknologi, peningkatan skala usaha yang sudah ada, penumbuhan usaha baru sesuai potensi kondisi agroekosistem setempat dan keinginan petani, dukungan sarana dan prasarana produksi. Pendekatan pengembangan usaha dilakukan melalui kelompok tani (Poktan) dimana anggotanya dominan masuk kategori RTP berpenghasilan rendah/miskin. Untuk pembinaan petani sasaran, dibentuk Tim Pembina Provinsi (SKPD terkait) dan Tim Teknis Kabupaten/Kota (SKPD terkait) serta penyuluh pendamping sebagai ujung tombak pendampingan rutin pada setiap nagari/kelurahan dimana Poktan GPP berada.
Persoalan kemiskinan menjadi perhatian serius pemerintah. Jumlah penduduk miskin menurut data BPS (2014) dari tahun ke tahun terus berkurang, pada tahun 2011 sebesar 8,99%, tahun 2012 8% dan tahun 2013 turun menjadi 7,56%. Dari sejumlah penduduk miskin tahun 2012, sekitar 34,89% adalah petani, dan selebihnya adalah bekerja di sektor non pertanian dan tidak bekerja. Hal ini yang melatarbelakangi pentingnya kegiatan GPP ini dilakukan. Jumlah petani sasaran GPP sudah diinventarisasi mulai tahun 2011-2014 sebanyak 22.320 RTP dan sebagian besar di antara mereka pengembangan usahanya sudah difasilitasi dalam bentuk fisik (benih/bibit tanaman, ternak dan ikan, sarana produksi lainnya), dan bantuan prasarana untuk kepentingan bersama (kelompok) yaitu pebaikan irigasi, jalan usahatani, dan alisintan terutama hand traktor. Jumlah fasilitasi pengembangan usaha bagi setiap poktan dan petani sasaran GPP tergantung pada kemampuan dana pada tahun berjalan. Sampai tahun 2014 jumlah investasi untuk GPP lebih dari Rp 170 milyar yang bersumber dari APBD dan APBN.

Manfaat kegiatan GPP akan terlihat dan dirasakan oleh petani memerlukan waktu dan keseriusan petani pelaksana serta pembinaan dan pendampingan berkelanjutan. Usaha pertanian untuk menghasilkan waktu sesuai umur mulai berproduksi seperti tanaman berumur panjang, kakao dan buah-buahan menghasilkan umur 3-4 tahun setelah tanam, ternak sapi paling cepat 1 tahun sejak dipelihara petani, hanya tanaman semusim yang menghasilkan dengan jangka waktu pendek 4-5 bulan.

Potret perkembangan pelaksanaan GPP hasil evaluasi Litbang Pertanian (BPTP) terhadap Poktan dan petani sasaran GPP tahun 2011 dan 2012, menunjukkan bahwa sebanyak 372 kelompok tani sudah difasilitasi dengan aneka usaha dan sarana serta prasarana produksi. Jenis usaha dominan yang difasilitasi adalah padi sawah, jagung, aneka buah-buahan, kakao, ternak sapi, ikan, pengembangan usaha lahan pekarangan (RPL), dan tanaman kayu serta didukung oleh prasarana produksi. Bentuk fasilitasi adalah peningkatan kapasitas Iptek petani (melalui sekolah lapang-SL dan percontohan inovasi teknologi pertanian), bantuan benih/bibit/induk sapi, pupuk/pakan, dan sarana lainnya serta prasarana (alsintan, perbaikan irigasi dan jalan usahatani). Fasilitasi usaha tersebut telah meningkatkan skala usaha, jumlah usaha, perbaikan teknik produksi, penurunan biaya pengolahan tanah dan berdampak pada meningkatnya jumlah jam kerja efektif, dan pendapatan petani dibanding sebelum GPP. Penambahan jumlah dan jenis usaha tersebut beragam antar kelompok/petani yang menimbulkan keragaman pola usahatani di setiap kelompok tani GPP. Pola usahatani dominan adalah: Pola usahatani I (5 jenis usaha): padi-padi+kakao+buah-buahan+sapi+RPL dengan jumlah poktan/petani pelaksana 26%; Pola usahatani II, 4 jenis usaha (23%):padi-padi+kakao+buah-buahan+sapi; Pola usahatani III, 3 jenis usaha (30%):padi-padi+buah-buahan+RPL; Pola Usaha Tani IV, 2 jenis usaha (21%): padi-padi+buah-buahan atau RPL. Indeks usaha dengan adanya program GPP meningkat dari <2 sebelum GPP menjadi 2,5-3,0 setelah GPP. Dengan meningkatnya indeks usaha (jumlah usaha), jam kerja efektif juga meningkat rata-rata lebih dari 3,5 jam per hari dengan titik ungkit penambahan jam kerja adalah ternak sapi dan usaha tanaman semusim.

Usaha yang dikembangkan GPP mulai menunjukkan keberhasilan, sebagian tanaman (kakao dan buah-buahan) dan ternak sapi yang difasilitasi tahun 2011-2012 sudah mulai menghasilkan dan produktifitas padi sawah meningkat sekitar 10%. Berdasarkan jenis usaha yang berlanjut dan sudah menghasilkan sampai tahun 2014, maka rata-rata pendapatan petani menurut pola usahatani per tahun dapat diukur yaitu pola usahatani I sebesar Rp. 18.206.000,- atau meningkat 13,7 % dibanding sebelum GPP; Pendapatan pola usahatani II menjadi Rp. 18.056.000,- atau meningkat 12,7%; Pendapatan pola usahatani III Rp 17.8162.000 atau meningkat 11,2 %, dan pola IV Rp. 17.426.000,- atau meningkat 8,8%. Berdasarkan garis kemiskinan tahun 2013 (BPS), maka petani yang mengusahakan Pola I dan II, pada tahun 2014 di Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Tanah Datar, Solsel, Sijunjung, Dharmasraya dan Kota Sawahlunto sudah keluar dari kemiskinan dan pada tahun berikutnya menuju kondisi kesejahteraan yang lebih baik dengan rata-rata pendapatan RTP minimal Rp 2,0 juta per bulan. Tujuan akhir tersebut bisa dicapai dengan asumsi setiap usaha tanaman dipelihara dengan baik sesuai teknik produksi yang dianjurkan, dan ternak sapi dijual setelah setiap petani memiliki 2 ekor sapi. Berdasarkan proyeksi hasil usaha dan pendapatan sampai tahun 2017, petani dengan pola III dan IV di Kabupaten Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pessel, Solok dan Kota selain Sawahlunto dan Bukittinggi belum keluar dari garis kemiskinan, meskipun sudah terjadi peningkatan pendapatan menuju rata-rata pendapatan minimal Rp. 2,0 juta per bulan. Hal ini disebabkan (i) jumlah usaha pola III adalah 3 jenis dan pola IV hanya 2 jenis tanpa ternak; (ii) Besaran angka garis kemiskinan juga meningkat sesuai dengan perkembangan ekonomi di setiap wilayah (kabupaten/kota); (iii) Distribusi fasilitasi usaha tidak merata, terkait kemampuan pendanaan, sehingga tidak semua petani sasaran terfasilitasi jumlah usaha menjadi >3 jenis yang menimbulkan keragaman pola usahatani.

Untuk meningkatkan kinerja GPP, keberlanjutan usaha dan mengurangi kesenjangan pendapatan antar pola usahatani akan diupayakan penambahan fasilitasi usaha bagi poktan/petani dengan pola III dan IV terutama usaha tenak, meningkatkan pembinaan dan pendampingan, membuat aturan-aturan pengusahaan ternak dan serta medorong penyuluh dan pengurus poktan bekerja keras menggerakkan petani memelihara usaha yang sudah difasilitasi menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik ke depan.

Perhatian Pemprov Sumatera Barat terhadap pertanian diwujudkan juga dengan anggaran pertanian lebih dari 7 persen dari APBD (persentase tertinggi se Indonesia). Hal ini karena lebih 60 persen penduduk Sumatera Barat berada di sektor pertanian dan kemiskinan-pengangguran sebagian besar berada di sektor pertanian (secara luas).

Pemprov Sumatera Barat telah mencapai produksi padi yang melebihi target nasional, terkendalinya hama dan penyakit tanaman, meningkatnya penggunaan benih unggul, berkembangnya luasan pertanian organik dan meningkatnya produksi komoditi jagung, manggis, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kemudian terlaksananya cetak sawah baru dan meningkatnya produksi olahan hasil pertanian. Dengan program-program tersebut tersebut, alhamdulillah terjadi peningkatan jumlah rumah tangga petani yang sejahtera di nagari tertinggal, dimana pada tahun 2010 kurang dari 2000 KK kemudian meningkat di tahun 2014 menjadi 22.320 KK.

Sejak tahun 2006 sudah ada 25.000 hektar lahan coklat, kemudian di tahun 2014 sudah mencapai 160.000 hektar lahan coklat.

Sejak tahun 2010 hingga saat ini telah dilakukan berbagai kegiatan dan usaha yang dilakukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dalam meningkatkan produksi, baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura, yaitu: 1. Pemberdayaan petani, 2. Pengembangan kelembagaan, 3. Peningkatan SDM aparatur, 4. Perluasan areal tanaman, 5. Peningkatan efisiensi usaha tani, mutu produksi, 6. Pengembangan kawasan sentra, 7. Fasilitasi sarana dan prasarana pertanian, 8. Revitalisasi penyuluh pertanian.

Di tahun 2011, Pemprov Sumbar menerima Penghargaan atas Pertisipasi Aktif Pemerintah Daerah Sumatera Barat Membangun Pembenihan dan Pembibitan Nasional. Di tahun 2013, Sumbar masuk kedalam Sepuluh Besar Kelompok Tani Ternak Berprestasi Tingkat Nasional. Lembaga Internasional Swisscontact Belanda memberikan penghargaan ‘Certificate of Appreciation’ kepada Gubernur Sumbar atas komitmennya dan kontribusi Pemprov mengembangkan kakao. Masih di tahun 2013 Sumbar mendapat penghargaan tertinggi dari Ketua Dewan Ketahanan Pangan Nasional Presiden Republik Indonesia. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara merupakan  salah satu bentuk penghargaan atas kontribusi yang luar biasa sekaligus untuk mendorong partisipasi dan kreatifitas masyarakat dalam upaya mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan di daerah guna mendukung ketahanan pangan nasional. Pada tahun 2014, Gubernur Sumbar mendapat penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara sebagai Pembina ketahanan pangan terbaik.

Di tahun 2014, Sumbar mendapat Penghargaan dan Prestasi dalam Pengembangan Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian. Pada tahun 2015 Sumbar mendapatkan Sertifikat KAN ISO/IEC 17025 untuk Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Balai Laboratorium Klinik Kesehatan Hewan (BLKKH) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar.

facebook.com/irwanprayitnomendengar



PKS Sumbar

Kolom

[Kolom][recentbylabel3]
Pemberitahuan
Jangan lupa untuk like dan subscribe PKS Sumbar.
Done